Tandaseru — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara menyebut, sulit untuk melepaskan ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain, termasuk bawang, rica, dan tomat (Barito). Sebab, kebutuhan pangan lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Diseperindag Malut, Muhammad Abdu Jafar mengatakan, sejauh ini masyarakat Maluku Utara masih bergantung di tiga daerah sebagai distributor bahan pangan yakni, Makasar, Manado, dan Surabaya.

“Ketergantungan terhadap tiga daerah ini lebih pada komoditi pangan seperti Barito, kentang dan wortel,” ujar Muhammad, Sabtu (27/7/2024).

Ia menambahkan, dengan adanya kawasan industri pertambangan di Maluku Utara menyebabkan permintaan pasokan pangan makin tinggi.

Di Maluku Utara, kata dia, masing-masing daerah sudah memiliki lumbung pangan, termasuk Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. Hanya saja, pangan lokal di dua daerah ini lebih fokus memenuhi kebutuhan industri di sana.

“Kita di sini punya dua kawasan industri, misalnya kemarin lumbung pangan Halteng-Haltim itu mereka lebih fokus distribusi di daerah industri di sana. Karena pertumbuhan penduduk di sana makin besar makanya membutuhkan komoditi pangan seperti sayur juga banyak. Jadi rata-rata produksi pangan bawa nya ke situ,” ungkapnya.