Tandaseru — Pusat Data Informasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Direktorat Pemetaan Risiko Bencana dan Direktorat Mitigasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemetaan daerah rawan bencana banjir lahar hujan Gunung Api Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mulai Selasa (4/6).

Pemetaan berbasis pesawat nirawak atau Drone Wingtra Gen-2 itu memonitor wilayah permukiman penduduk, jalur aliran sungai, dan kondisi debris flow atau lelehan material lahar yang keluar dari rangkaian aktivitas erupsi Gunung Api Ibu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, kegiatan pemetaan itu merupakan arahan langsung Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang diinstruksikan melalui Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Erupsi Gunung Api Ibu, Jumat (31/5) lalu.

Tujuan pemetaan kata Abdul, untuk memitigasi adanya potensi bencana sekunder dari erupsi Gunung Api Ibu. Material lahar yang dimuntahkan Gunung Api Ibu selama erupsi dan kemudian terjadi penumpukan dapat menjadi ancaman bencana sekunder berupa banjir bandang lahar hujan jika diabaikan.

“Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan terkonsentrasi di wilayah puncak gunung hingga hulu-hulu sungai dalam durasi yang cukup lama, maka potensi terjadinya bencana sekunder itu juga semakin besar,” jelas Abdul melalui siaran pers, Rabu (5/6).