Oleh: Rahmawati dan Lili Suryani Upara
Mahasiswa Prodi Psikologi UMMU
_______
TOPIK yang dibahas pada edisi kali ini tentang Teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Ini merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah dan Perspektif Psikologi semester 2 yang diampu Syaiful Bahry, S.Psi.,M.A pada program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Berikut materi kedua mahasiswa.
Apa Itu Teori Psikoanalisis?
Teori Psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori Psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada pengalaman-pengalaman yang dialami pasiennya.
Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena gagasannya tentang kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang mimpinya, dan bacaan yang luas tentang berbagai literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman inilah yang menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud atau kita kenal juga dengan teori Psikoanalisa.
Bagi Freud, teori ini cenderung mengikuti observasi dalam konsep kepribadian, sehingga akan terus mengalami revisi, bahkan sampai 50 tahun terakhir hidupnya. Karena teorinya yang terus berevolusi, Freud menegaskan teori ini tidak boleh jatuh ke dalam eklektisisme. Itulah sebabnya para pengikutnya yang memliki pandangan berseberangan dari ide-ide dasar teori psikoanalisis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan profesional oleh freud. Ia menganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia memiliki definisi yang berbeda tentang ilmu dibandingkan kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih mengandalkan penalaran deduktif dibandingkan metode riset yang ketat. Ia juga lebih memilih melakukan observasi secara subjektif dengan jumlah sampel yang relatif kecil.
Freud menggunakan pendekatan studi kasus secara eksklusif dan merumuskan secara khas hipotesis-hipotesis terhadap fakta kasus yang ditemukannya. Hal tersebut dilakukan Freud saat kajian ilmu psikologi ini memprioritaskan penelitian atas kesadaran dan memandang kesadaran sebagai aspek utama dalam kehidupan mental. Gagasan Sigmund Freud adalah menyatakan bahwa kesadaran itu hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental. Sedangkan bagian terbesarnya adalah justru ketidaksadaran atau alam tak sadar.
Freud menggambarkan alam sadar dan tak sadar ini seperti bentuk gunung es yang terapung. Ukuran bentuk bagian gunung es yang muncul ke permukaan air yakni alam sadar ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan bagian gunung es yang tenggelam, yakni alam tak sadar. Kemudian Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deterministik yang mendefinisikan bahwa kegiatan manusia pada dasarnya dibentuk dengan kekuatan yang irasional, kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis, dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupannya.
Teori psikoanalisis Freud bisa masuk sebagai kajian ilmu baru tentang manusia dan akan terus mengalami banyak pertentangan. Bahkan sampai sekarang, teori ini juga masih banyak menerima kritikan dari para ahli atau ilmuwan yang berseberangan dengan gagasan Freud. Contohnya seperti pendapat HJ Eysenck yang merupakan seorang Profesor Psikologi asal Jerman berpendapat bahwa Psikoanalisis tidak bisa dianggap sebagai kajian ilmu pengetahuan. Eysenck adalah seorang tokoh beraliran behaviorisme ekstrem yang menganggap psikoanalisis tidak masuk akal jika diberi predikat ilmiah karena sama sekali tidak bersifat behavioristik.
Dalam bidang ilmu psikologi, terutama psikologi kepribadian dan lebih khusus lagi pada teori kepribadian, pengaruh Freud sangat kuat pada perkembangan teori Psikoanalisis dengan beberapa fakta penting. Salah satunya bahwa Sebagian besar teori kepribadian modern tentang tingkah laku atau kepribadian telah mengambil sebagian, atau setidaknya mempersoalkan beberapa gagasan-gagasan Freud. Psikoanalisis adalah bentuk aliran yang utama dalam ilmu psikologi dan memiliki teori kepribadian atau juga bisa kita sebut dengan sebutan teori kepribadian psikoanalisis atau psychoanalytic theory of personality. Dalam praktiknya, teori psikoanalisis banyak dihubungkan dengan pendidikanya yang sangat kompleks. Teori psikoanalisis ini sudah banyak memperbanyak dan memodifikasi tingkat perilaku atau sikap dalam hubungan di dunia pendidikan, yakni sebuah hubungan antara guru atau pendidik, orangtua, dan peserta didik yang bersangkutan. Ada banyak hal yang teori psikoanalisis sumbang untuk berbagai pemikiran dalam perkembangan dunia pendidikan.
Sejarah dan Posisi Psikoanalisa dalam Ilmu Jiwa
Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1858, orang tuanya adalah keturunan Yahudi. Pada waktu berumur 4 tahun keluarganya pindah ke Wina dan ia menetapdi kota itu selama 78 tahun. Setelah Hitler menyerbu Austria, ia mengungsi ke London, dan belajar ilmu kedokteran di Universitas Wina. Dia pernah berkerja di laboratorium Profesor Bruecke (1876-1885) dan juga pernah bekerja di rumah sakit jiwa Wina (1882-1882).
Psikoanalisis menurut Hall (1980:24) mempunyai dua dimensi: teoritis dan praktis. Dimensi teoritis, yaitu menyangkut teori kepribadian dan dimensi itulah yang menempatkan psikoanalisa sebagai bagian ilmu jiwa, sedangkan dimensi praktis, yaitu merupakan cara-cara pengobatan penyakit jiwa. Sebelum sampai pada teori yang lengkap, psikoanalisis mengalami proses panjang: periode 1 (1895-1905), periode 2 (1895-1920), dan periode 3 (1920-1939). Periode pertama merupakan dasar yang kemudian dikembangkan pada periode kedua dan ketiga.
Tinggalkan Balasan