Tandaseru — Peringatan hari ulang tahun (HUT) Provinsi Maluku Utara yang ke-21 di Kota Sofifi, Senin (12/10), dimanfaatkan Kepala Sekolah SMA Kristen Makadoni Halmahera Tengah Hery Mangadi bersama siswa-siswinya untuk menyampaikan aspirasi soal kondisi sekolah mereka yang memprihatinkan. Sayangnya, para siswa ini harus mengubur mimpi mereka untuk sementara lantaran Gubernur Abdul Gani Kasuba tak berhasil ditemui.

Kepada awak media Hery menuturkan, ia ingin bertemu Gubernur untuk membahas soal pendidikan. Sebab pendidikan sendiri merupakan salah satu visi Gubernur pada periode keduanya memerintah. Demi mencerdaskan generasi Malut, kata Hery, pendidikan adalah visi Gubernur yang paling kuat pada periode ini.

“Kami membangun sekolah SMA Kristen Makadoni di Lelilef Halmahera Tengah ini atas support Gubernur. Dan sekolah ini dibangun untuk anak-anak kurang mampu sehingga digratiskan mulai dari pendaftaran siswa baru hingga lulus nanti,” tuturnya.

Kendala yang mereka hadapi, sambung Hery, selama 3 tahun SMA Kristen menyewa bangunan untuk dipakai belajar. Sayangnya, kondisi bangunan tersebut sangat memprihatinkan karena bermaterial papan.

“Saat ini kami sudah menyiapkan lahan seluas 1,5 hektare dan berharap Gubernur memberikan dukungan dengan penuh sehingga di tahun depan sudah ada sarana prasarana berupa ruang kelas baru, perpustakaan dan laboratorium yang layak,” pintanya.

“Kami hanya punya 3 ruang kelas saja, masing-masing ruang memiliki luas 5×5 meter, dan ruang kepsek masih gabung dengan kelas. Untuk jumlah siswa ada sekitar 70 orang, dan sudah tiga kali lulusan. Kami memiliki 12 tenaga guru, hanya satu yang PNS yaitu Wakil Kepsek,” terang Hery.

Kondisi bangunan sekolah SMA Kristen Makadoni Halteng. (Istimewa)

Sekolah tersebut berdiri di atas Yayasan Majukan Anak Sawai. Yayasan ini milik orang-orang lokal di Lelilef yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.

“Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa beberapa tahun belakangan daerah pelosok sangat ketinggalan sekali dari sisi pendidikan,” sambungnya.

Menurut Hery, sekolahnya sempat dijanjikan anggaran hibah oleh Pemerintah Daerah Halmahera Tengah. Namun hingga kini belum ada realisasi sama sekali.

“Untuk itu kami datang langsung ke Gubernur, karena kita tahu bersama bahwa SMA berada di bawah tanggung jawab Pemprov,” ucapnya.

Sayangnya, kedatangan Kepsek beserta para siswa itu tidak membuahkan hasil. Pasalnya, Gubernur usai menghadiri paripurna langsung meninggalkan lokasi gedung DPRD.

Ketua DPRD Kuntu Daud yang diwawancarai mengaku ia dan anggota fraksi akan membahas kondisi sekolah itu dalam rapat internal. Dia bilang, anggota DPRD daerah pemilihan Halteng harus segera turun mengecek kondisi di lapangan sehingga bisa dikawal.

“Saya akan perintahkan anggota fraksi dapil tersebut untuk segera memantau kondisi sekolah ini. Masalah pendidikan tidak boleh kita memilah-milah, apalagi dinomorduakan. Kami sayangkan jika selama 3 tahun ini Pemrov belum memberikan bantuan sama sekali, untuk itu di APBD tahun 2021 harus diusulkan masuk,” tandasnya.