Tandaseru — Tim investigasi yang dibentuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara yang mengeluarkan statement ke publik terkait dugaan ijazasah palsu menuai kritik tajam dari salah satu kader muda Muhammadiyah, Almun Madi.

Menurutnya, mempublikasikan kerja-kerja oraganisasi ke publik yang belum ada keputusan resmi pimpinan bukan merupakan suatu identitas, jati diri dan cerminan yang baik bagi pemimpin dalam ber-Muhammadiyah.

Mantan Ketua DPD IMM Malut ini juga memberi warning dan kritik keras kepada senior dan guru-gurunya yang saat ini dipercaya sebagai Pimpinan 13 di PWM Malut agar berikhtiar dan hati-hati dalam memberi keterangan ke publik dan menjalankan roda organisasi Muhammadiyah.

“Karena selama saya berproses di Muhammadiyah, para guru-guru saya mengajarkan bahwa sebuah tim yang masih dalam rapat-rapat dan belum ada keputusan atau rekomendasi resmi di level Pimpinan 13 dikihtiarkan untuk menjaga kerahasiaan rapat. Jika terpublikasi seperti yang beredar saat ini, itu bukan jati diri Muhammadiyah,” ujarnya, Rabu (25/10).

“Ditakutkan publik menilai unsur tendensius lebih mendominasi dibandingkan objektifitasnya, karena jika tidak objektif dan unsur tendensius lebih mendominasi kerja-kerja organisasi bisa berakibat fatal pada pengembangan organisasi dan amal usaha Muhammadiyah sebagai objeknya,” sambung Almun.

Almun yang saat ini aktif di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Halsel menduga ada kepentingan pribadi oknum-oknum tertentu yang sengaja masuk dan memanfaatkan organisasi Muhammadiyah. Hal ini, kata Almun, bisa dikatakan karena banyak beredar pemberitaan otak di balik semua ini.