Tandaseru — Valentijn dalam perjalanan misinya ke Dunia Timur melaporkan bahwa yang disebutkan sebagai Maluku adalah pulau-pulau penghasil cengkih di dunia, yaitu Makeang, Moti, Tidore, dan Ternate. Naidah dalam hikayat Ternatenya yang kemudian karya ini dibeli oleh P. van der Crab, menyebutkan ada empat kerajaan Maluku yaitu: 1) Kie Gapi (Ternate), 2) Kie Duko (Tidore), 3) Kie Tuanane (Moti), dan 4) Kie Besi (Makeang).
Lebih lanjut P. van der Crab memberikan keterangan bahwa empat Kolano pertama Moloku Kie Raha adalah 1) Kaitjil buka sebagai Kolano Kie Besi (Kerajaan Makeang), 2) Daradjati sebagai Kolano Kie Tuanane (Kerajaan Moti), 3) Sahadjati sebagai Kolano Kie Duko (Kerajaan Tidore), dan 4) Mashur Malamo sebagai Kolano Kie Gapi (Kerajaan Ternate).
Sumber-sumber sejarah, seperti ditulis P.H van der Crab, menyebutkan bahwa Kerajaan-kerajaan yang terdapat di Maluku, adalah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Demikian halnya dengan sumber-sumber sejarah yang berasal dari hikayat Kerajaan Bacan menyebutkan bahwa kerajaan-kerajaan yang terdapat di Maluku, adalah Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Kerajaan Moti, Kerajaan Makian, dan Kerajaan Bacan.

Sungguh menarik memikirkan bagaimana bisa terlahir bangsa Indonesia atau terangkai indah kepulauan-kepulauan di Nusantara saat ini tanpa adanya peristiwa monumental dari peran empat kerajaan di bumi Nusantara pada tahun 1322 tersebut.
Di mana perkembangannya baik Ternate, Tidore, Bacan maupun Jailolo sebagai kesatuan Moloku kie Raha di masa kini dengan wilayah kekuasaannya keluar hingga mencakup Mindanao dan Madagaskar dan ke dalam mencakup sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini -minus Sumatera, Jawa dan Madura di masa lalu.
Sebagaimana diakui Bung Karno, sang proklamator Republik ini bahwa: Tanpa Tidore Tak Mungkin Ada Merauke, dengan demikian maka tak mungkin pula kita mendengar dan terus menyanyikan lantunan lagu dari Sabang sampai Merauke seperti saat ini.
Tinggalkan Balasan