Tandaseru — Sederhana dan doyan bertani. Kalimat ini tepat dialamatkan pada Muhammad Ade Salim atau biasa disapa Ade, pria kelahiran Kelurahan Rum, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, 24 Januari 1973.
Anak pasangan Salim Mahmud dari klan Tosofu Malamo-Ngosi dan Saija Kader dari klan Folasimo ini semasa kecil lebih banyak menghabiskan waktu di kebun bersama nenek-neneknya.
Tak heran, Ade amat senang bertani. Semasa muda, Dosen Universitas Khairun Ternate ini juga melakoni pekerjaan sebagai buruh di Pelabuhan Rum, pekerjaan yang sama dengan ayahnya.
Hari pertama Ade masuk SD bertepatan dengan meletusnya Gunung Gamalama Ternate pada 1980. Ia lalu melanjutkan sekolahnya di SMP Mareku, tepat ketika petinju Ellyas Pical berkunjung ke Tidore pada 1986.
Pada tahun ajaran 1989/1990, bersamaan dengan peralihan status daerah Administratif Halmahera Tengah menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Halmahera Tengah, adalah momen Ade memasuki bangku SMA Negeri 2 Toloa. Ia mengambil jurusan IPA saat penentuan jurusan di kelas II.
“Pada tahun 1992 bulan Juni adalah momen yang mengharukan karena harus meninggalkan sekolah, kampung halaman dan keluarga tercinta untuk berangkat ke Kota Ambon sebagai calon mahasiswa baru yang diterima di Universitas Pattimura melalui jalur PSSB (semacam SNM-PTN sekarang, red),” tutur Ade kepada tandaseru.com, Selasa (26/7).
Tinggalkan Balasan