Tandaseru — Keterbatasan infrastruktur telekomunikasi membuat pelajar Madrasah Aliyah (MA) Nurul Yaqin Desa Supu, Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, harus menjalani ujian sekolah di pesisir pantai.

Ujian tahun ajaran 2021 yang dilakukan secara daring memaksa pelajar berburu jaringan di tepi pantai, di mana kondisi jaringannya jauh lebih baik daripada di kelas.

Demi ujian tersebut, para siswa dan guru harus berjalan kaki sepanjang 1 kilometer dari sekolah ke pesisir. Jaringan internet yang diburu berasal dari Kabupaten Pulau Morotai.

Mirisnya, saat tiba di lokasi 16 siswa ini pun tak dapat mengakses jaringan internet.

“Bahkan masuk ke link website ujian untuk mencetak kartu peserta saja tidak bisa diakses sama sekali,” ujar Kepala Sekolah MA Nurul Yaqin, Bahadiah R Koroi, Jumat (26/3).

Menurut Bahadiah, langkah tersebut diambil para guru atas permintaan Kantor Kementerian Agama Halmahera Utara. Paling tidak, harus ada laporan ke pusat terkait ujian sekolah secara daring.

Sebelumnya, kata dia, pihak sekolah dan Kantor Kementerian Agama telah bersepakat melaksanakan ujian secara manual bagi madrasah-madrasah yang kekurangan fasilitas dalam mengakses jaringan internet.

“Namun pada hari ketujuh atau hari terakhir ujian manual dilaksanakan, tiba-tiba ada pemberitahuan dari kantor bahwa ujian paling tidak harus ada laporan ke pusat untuk ujian online. Jika tidak, maka nama sekolah tidak terdaftar ke pusat,” tuturnya.

Ia mengaku, saat usaha mereka untuk mengakses jaringan di pantai juga tak terpenuhi, ia pun memutuskan mengembalikan para peserta ujian itu ke gedung sekolah dan melanjutkan sisa waktu ujian manual.