Tandaseru — Penolakan terhadap isolasi pasien oleh warga sejumlah desa di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara beberapa waktu lalu membuat kening Bupati Muhdin berkerut.

Muhdin merasa heran masih ada warga yang tak tahu jika Puskesmas Subaim di Wasile memang ditunjuk sebagai lokasi isolasi warga yang reaktif rapid test.

Muhdin menyatakan, sebelum Puskesmas Subaim ditetapkan sebagai lokasi isolasi terlebih dulu dilakukan peninjauan lokasi. Saat peninjauan, Camat setempat turut mendampingi.

“Dimana hal itu menjadi dasar di saat melakukan rapat yang diikuti seluruh Tim Satgas, Camat dan Kepala Desa. Artinya sebagai aparatur, baik itu Camat maupun yang lain, tentu hal itu sudah tersampaikan ke masyarakat karena itu diputuskan secara bersama. Tetapi bagaimana ada penolakan karena masyarakat sekitar tidak tahu menahu?” ujarnya kepada tandaseru.com, Selasa (2/6).

#DataTerbaruKasusCorona Maluku Utara Per Selasa (2/6) ini. (Tandaseru/Hariyanto Teng)

Dalam rapat tersebut, lanjut Muhdin, disepakati apabila situasi mendesak dan harus dilakukan isolasi maka ada dua tempat yang disiapkan. Yakni Puskesmas Subaim dan gedung Malaria Center di Kota Maba yang sudah dilakukan perbaikan.

“Dan jika semuanya sudah penuh maka alternatif terakhir menggunakan gedung-gedung baru yang ada di RSUD Kota Maba. Kenapa dipilih di Subaim? Karena gedung baru yang belum terpakai dan juga jauh dari pemukiman masyarakat,” tuturnya.

Bupati pun menyesalkan adanya penolakan warga terhadap pasien yang harus diisolasi. Pasalnya, semua kebijakan sebelumnya telah disepakati bersama.

Ia pun mempertanyakan kinerja Satgas di lapangan apakah telah menjalankan tugas sosialisasi dengan maksimal.

“Tanya kepada diri masing-masing, terutama yang bergabung dalam Gugus Tugas Covid-19 Haltim. Karena sebagai aparatur sipil negara telah berjanji untuk berbakti, mengabdi dengan seluruh jiwa raga,” tegas Muhdin.