Oleh: Buhari Karmadi

_________

MEMPERINGATI Hari Kemerdekaan

Hari ini, kita bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaan yang ke 80 Tahun dengan tema yang sangat menarik “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Sudah tentu ini bukan hanya sekadar tema, simbol ataupun slogan tetapi ini adalah janji dan mimpi dari para pahlawan, mimpi dari para pemimpin, mimpi dari para aktivis dan mimpi dari pada kita semua, mimpi rakyat Indonesia. Bahkan ketika pertama kali Indonesia merdeka hal yang sangat substansif ialah menyusun Pancasila sebagai dasar negara kita yang di mana kita semua ketahui pada Alinea ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” ini menunjukkan cita-cita dari pada para pahlawan, pemerintah dan seluruh rakyat yang harus diwujudkan.

Namun beda halnya dengan kenyataan yang kita semua ketahui dan rasakan saat ini, banyak ketimpangan yang terjadi dan itu diberbagai aspek kehidupan, baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, dan pendidikan. Ini menujukkan kita masih jauh dari kata merdeka itu sendiri, kita masih jauh dari kata keadilan, dan kita masih jauh dari kata kesejahteraan, hal ini seperti yang dikatakan oleh sala satu ahli sejarah yaitu Prof Anhar Gonggong “Selama kita (pemerintah) tidak menjadikan panca sila sebagai sandaran dalam setiap keputusan ataupun kebijakan dan panca sila hanya dijadikan pajangan yang dibingkai dengan kata dasar negara kita, maka jangan pernah berharap keadilan dan kesejahteraan itu ada serta itu hanya menjadi angan-angan bagi kita sebagai rakyat biasa. Kita tidak boleh munafikan bahwa keadilan dan kesejahteran hanyalah milik mereka yang mempunyai kekuasaan dan kedudukan sebagai kaum pengeksploitasi dan kita sebagai kaum yang tereksploitasi hanya mersakan penderitaan dari setiap kebijakan mereka. Lantas sampai kapan kita seperti ini dan terus seperti ini, ini merupakan pertanyaan mendasar bagi kita sebagai rakyat kecil. “Diam ditindas atau bangkit melawan”.

Di hari kemerdekaan yang ke 80 tahun bukan hanya sekadar pemperingati tapi sebagai momentum untuk merefleksikan kembali perjuangan, tekad, pengorbanan dan harapan para pendahulu kita, para pahwalan kita untuk menegakkan kebenaran yang kita maknai dengan kata keadilan sosial dan kesejahteran untuk seluruh rakyat Indonesia. Di hari kemerdekaan ini marilah kita kibarkan bendera merah putih dengan bangga dan dengan penuh tekad menjaga dan berjuang terhadap apa yang menjadi harapan dari para pahwalan yang telah gugur, kita harus berdiri dengan gagah diujung tanduk negeri ini untuk menumbangka tirani di negara tercinta ini.

Makna Kata Merdeka Saat ini

Merdeka artinya kita bebas dalam arti yang seluas-luasnya tanpa ada ikatan ataupun belunggu dari apapun dan dari mana pun itu, serta dari siapa pun, karena pada sejatinya setiap manusia memiliki kemerdekaan atau kebebasan dan ini merupakan asasi serta letak sebenarnya dari pada nilai kemanusiaan itu sendiri, sebab Tuhan pun memberikan kita kebebasan dalam berbuat dan bertindak sudah tentu kepada kebenaran yang dimanifestasikan kepada keadilan dan kesejahteraan, menurut Plato “kemerdekaan adalah kemampuan untuk mencapai kebaikan dan kebijaksanaan, yang dicapai melalui bimbingan negara yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang bijaksana, serta melalui penegakan keadilan dalam segala aspek kehidupan”.

Maka apa makna sebenernya dari kata merdeka yang hari ini ataupun yang setiap tahun kita memperingatinya dengan rasa bangga dan gembira di setiap tanggal 17 Agustus dari masa ke masa? Sebenarnya kata merdeka yang hari ini kita rayakan tidak beda halnya dengan panca sila yang kita hanya selalu baca dan hafalkan tanpa adanya nilai-nilai dari panca sila itu sendiri yang dicontohkan dan direalisasikan dalam kehidapan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Hal ini sama persisnya dengan kata merdeka yang hari kita rayakan, artinya merdeka yang hari diperingati bukanlah untuk hari ini dan untuk seterunya tapi untuk masa yang telah berlalu bertahun-tahun lamanya, masa di mana kita bebas dan merdeka dari belenggu dan ikatan kaum penjajahan negara lain itulah sebenarnya makna dari kemerdekaan yang hari ini kita rayakan. Maka marilah kita sama sama mebukata mata dan melihat kondisi bangsa ini yang di mana tidak ada kata merdeka, sampai sekarang kita belum merdeka, kita masih dijajah dan mirisnya lagi kita dijajah oleh bangasa sendiri dan sudah tentu ini lebih sulit seperti yang dikatakan oleh Bung Karno “perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganku akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.

Hari Kemerdekaan Saat Ini Harusnya Dijadikan Sebagai Tamparan Keras

Dalam memperingati hari kemerdekaan yan ke 80 tahun dengan tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” harusnya menjadi tamparan keras untuk para pemimpin ataupun pemerintah saat ini, baik dari tingkat bawah (desa) sampai tingkat atas (negara) yang di mana melakukan suatu kebijakan dengan sewenang-wenang tanpa memperdulikan nasib, penderitaan dan jeritan masyarakat. Mereka lupa ungkapan yang sangat populer yang dikemukakan oleh Abraham Lincoin “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat” artinya bahwa kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan berada di tangan rakyat dan pemerintahan dijalankan oleh dan untuk kepentingan rakyat. Dengan hari kemerdekaan saat ini harusnya mereka sadar akan kewajiban dan tanggung jawab yang diemban, harusnya mereka sadar bahwa rakyat selama ini tidak pernah merasakan kemerdekaan atas kepemimpinan dan kebijakan mereka, harusnya mereka sadar bahwa setiap hari kemerdekaan yang diperingati hanyalah sebuah mimpi bagi rakyat, mimpi yang sangat menyakitkan dan hanyalah mimpi yang tak kunjung nyata atapun hanyalah sebuah cerita dongen, itulah kebenaran keberadaan 17 Agustus hari kemerdekaan di tengah rakyat yang menderita, harusnya mereka sadar bahwa tujuan negara adalah menciptakan kondisi bagi warga negara untuk mencapai kehidupan yang baik dan bahagia.

Sebab-sebab Kemerdekaan Tidak Pernah Dirasakan oleh Rakyat

Sampai saat ini sudah 80 tahun lamanya kita bersanding dengan kata merdeka, kita berada di negeri dengan sejuta kekayaan alam yang melimpah bahkan dikatakan bahwa negeri kita adalah tanah surga, semua ini bukan tanpa sebab dan memang itu benar adanya. Nanum sedikitpun kita tidak pernah merasakan kemerdekaan, karena para pemimpin kita kehilangan rasa kemanusiaannya, padahal kualitas terpenting yang harus dipunyai ialah rasa kemanusiaan yang sebagai bentuk pancaran dan kecintaan yang terbatas kepada Tuhan. Pemimpin harusnya menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusian sebagai manifestasi kesadaran akan tanggung jawab sosial dan menegakkan keadilan adalah amanat rakyat kepada pemerintah yang mesti dilaksanakan. Hilangnya nilai-nilai moral dan hukum yang bobrok dalam ruang lingkup kepemerintahan sehingga para pejabat sudah tidak lagi mengetahui mana yang baik dan buruk serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya yaitu mengikuti keinginan yang tak terbatas (hawa nafsu) dengan adanya hukum yang bobrok mereka tetap aman dan terlepas dari jeratan hukum dan kejahatan lebih leluasa untuk dilakukan oleh mereka, dengan demikian kemerdekaan hanyalah mimpi bagi rakyat.

Rakyat Harus lebih Jeli

Dalam hal ini rakyat harus lebih jelih melihat perkembangan dalam sistem kepemerintahaan yang tidak wajar (banyak ketimpangan), rakyat harus sadar dan bangkit untuk berjuang, berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan perjuangan menegakkan kebenaran serta keadilan menuntut ketabahan, kesabaran dan bahkan pengorbanan. Dengan jalan itu kebahagian dan kemerdekaan dapat diwujudkan dalam masyarakat, oleh sebab itu syarat bagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangun yang kokoh dan kuat, terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan sikap tegas kepada pemerintah yang sewenang-wenang.

Kemerdekaan sebagai partisipasi seperti yang dikatakan oleh Aristotelse sala seorang filsuf ternama, bahwa “pentingnya warga negara aktif terlibat dalam urusan negeri, baik melalui jabatan public maupun partipasi dalam pembuat keputusan”, di sini kita bisa maknai bahwa pentingnya masyarakat untuk ikut terlibat dalam mengawal setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, agar kita bisa mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya.

Semoga dengan bertambahnya usia kemerdekaan yang ke 80 tahun, membawa harapan baru untuk negeri ini, untuk bangsa ini dan untuk seluruh rakyat Indonesia, semoga setiap kata, kalimat dan ucapan yang dikeluarkan tentang keadilan sosial, kesejahteraan, Bersatu dan berdaulat dengan tegas oleh setiap pemimpin bukan hanyalah bualan belaka melaikan bukti cinta kepada negeri ini dan bukti bahwa kita adalah rakyat yang menikmati kemerdekaan bukan dibohongi dengan kata merdeka, Indonesia benar-benar maju bukan Indonesia maju tapi rakyat ketinggalan dalam hal ini kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat.
Semoga hukum ditempatkan sebagai fondasi yang kuat, sebab hukum yang ditegakkan dengan baik akan mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan kemerdekaan warga negara, keadilan adalah prinsip dasar negara ideal, negara harus memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan hak-haknya dan diperlakukan secara adil. (*)