Tandaseru — Proyek pengerjaan talut di kecamatan Morotai Timur dan Morotai Selatan, kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, telat satu bulan.
Amatan tandaseru.com, Selasa (5/8/2025), proyek di desa Sangowo, Sangowo Barat dan desa Mandiri itu pekerjaannya baru berjalan Agustus 2025 ini. Padahal, berdasarkan papan proyek progres rekonstruksi penguat tebing/pantai di desa Sangowo dan Sangowo Barat yang dikerjakan PT Ketiadaan Menjadi Ada dengan nilai kontrak Rp 7.962.860.000 itu seharusnya sudah dikerjakan mulai 17 Juni 2025. Masa kerja proyek sendiri 180 hari
Sementara proyek talut desa Mandiri dengan nomor kontrak 300.615.04/SP.RKBPTP/APBD/-PM/VI-2025 seharusnya mulai dikerjakan 18 Juni 2025 dengan nilai kontrak Rp 9.253.359.000 oleh CV Alfa Rizky.
“Dong kerja so lambat, (harusnya) dari bulan Juni tapi pekerjaan sampe sekarang baru dimulai,” ujar Asra, salah satu warga.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut, Muhammad Darmawan, ketika dikonfirmasi terpisah mengakui proyek pengerjaan talut sudah telat. Ia menyampaikan, kontrak proyek tersebut dimulai 18 Juni 2025, namun baru berjalan Agustus lantaran rencana anggaran biaya (RAB) yang di dalamnya termasuk alat geotek belum datang.
“Alat geotek itu kan untuk lindungi timbunan supaya kalau air laut masuk di balik ulang. Nah, geotek itu yang jual di pasaran 600 gram ke bawah, tapi yang kami butuh itu 800. Jadi kami itu preorder, pesan dulu satu dua minggu karena ini pesannya di Jakarta, baru dikirim ke Morotai,” jelasnya.
“Jadi, yang biking lambat di situ. Kemudian mereka stop materialnya dulu, karena kalau geotek itu sudah ada, maka kalau material belum stor maka kami kalah langkah dan lambat,” sambung Darmawan.
Ia bilang, untuk keterlambatan proyek tidak hanya di Mandiri dan Sangowo, tetapi ada empat paket proyek termasuk di desa Joubela dan Cio Gerong, Morotai Selatan Barat.
“Progresnya rencana di bulan Agustus ini sudah harus kerja full untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan di bulan Juli kemarin,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan