Tandaseru –– Layanan speedboat rute Jailolo, Halmahera Barat-Dufa Dufa, Ternate, resmi dihentikan sementara oleh para motoris. Keputusan ini disampaikan langsung Ketua Asosiasi Speedboat Jailolo, Lon Abdul Gafur, menyusul ketidakjelasan kebijakan tarif dan ancaman pencabutan izin oleh Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda.

Penghentian layanan ini dipicu pernyataan gubernur dua hari lalu yang menanggapi pertanyaan wartawan soal ketidaksesuaian tarif di lapangan. Dalam Surat Keputusan (SK) gubernur, tarif speedboat ditetapkan sebesar Rp 75.000. Namun, fakta di lapangan masih ditemukan oknum yang menarik tarif hingga Rp 100.000.

Menanggapi hal itu, gubernur menyatakan apabila ditemukan pelanggaran tarif, maka izin operasional speedboat akan dicabut.

“Pernyataan tersebut membuat anggota asosiasi merasa tertekan dan khawatir untuk tetap beroperasi,” ujar Abdul Gafur, Rabu (23/7/2025).

Lon menjelaskan, pihaknya telah menggelar pertemuan internal pada Selasa kemarin guna mencari solusi bersama para pemilik speedboat. Dalam pertemuan itu, muncul usulan agar operasional tetap berjalan dengan skema tarif Rp 100.000 untuk 16 penumpang, guna menutupi biaya operasional terutama bahan bakar.

Namun, kekhawatiran meningkat ketika pertemuan itu turut dihadiri perwakilan aparat keamanan yang menyampaikan pesan Kapolres agar motoris meningkatkan pelayanan dan tidak membuat kegaduhan di lapangan.

“Ini membuat pihak motoris semakin takut, karena jika tetap menggunakan tarif lama Rp 75.000, mereka akan merugi. Tapi jika menaikkan tarif, justru berpotensi melanggar aturan,” jelasnya.

Persoalan tarif ini, kata dia, sudah berulangkali dikomunikasikan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Utara. Bahkan, menurutnya, Februari lalu telah dilakukan rapat antara asosiasi, Dinas Perhubungan, dan DPRD Malut di kantor hubernur. Namun, hingga kini belum ada solusi konkrit.

“Rapat terakhir pada 4 Februari lalu malah diskors dan tidak pernah dilanjutkan. Kami sudah terlalu sering koordinasi, tapi tak kunjung ada hasil,” tegasnya.

Sebagai bentuk protes dan upaya meminta perhatian serius pemerintah provinsi, Asosiasi Speedboat Jailolo memutuskan memboikot sementara seluruh aktivitas pelayaran mulai hari ini. Mereka menuntut pemerintah provinsi segera mengambil langkah tegas dan berpihak terhadap keberlangsungan usaha transportasi laut.

“Harapan kami, ibu gubernur segera membuka ruang dialog langsung dengan kami. Ini bukan hanya soal tarif, tapi soal keberlanjutan ekonomi para motoris speedboat dan pelayanan masyarakat,” pungkasnya.

Ika Fuji Rahayu
Editor
Mardi Hamid
Reporter