Sebagai contoh peristiwa Rengasdengklok, lengsernya Presiden Soeharto, semua ini terjadi adalah atas kehendak peran pemuda. Itulah mengapa pemuda disebut sebagai Agent of Change. Karena darah yang mengalir pada tubuh seorang yang dikatakan sebagai pemuda ialah darah perjuangan.

Lantas, apa sih yang sudah kita lakukan pada masa sekarang ini, yang katanya memasuki era dengan semua kecanggihan teknologi ini?

Tidak dapat dipungkiri bahwa di era kecanggihan teknologi ini perlahan namun pasti telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk pola pikir manusia khususnya para pemuda.

Pemuda Masa Kini

Sadar atau tidak pemuda-pemudi di zaman sekarang nampaknya mulai acuh tak acuh terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh negara, mereka (para pemuda) lebih mementingkan kesenangan pribadi ketimbang memikirkan bagaimana nasib bangsa ini yang kelak bakal diteruskan tongkat estafetnya kepada kita generasi muda.

Di samping hilangnya karakteristik pemuda kita juga kehilangan daya dorong yang semakin surut dikarenakan banyak momentum kita tidak terisi oleh gagasan radikal. Pikiran dan gagasan pemuda ketika dipolitisasi oleh tujuan praktis maka jangan salah apabila di balik momentum demokrasi selalu saja kaum tua mengisi dan mendominasi seluk beluk kota.

Menurut Ichsanudin Noorsi, kelompok elitenya Indonesia itu ada dua. Pertama, kelompok nasionalis yang menginginkan bahwa Indonesia harus tetap merdeka, artinya integritas bangsa ini harus selalu dijaga serta tidak boleh dijajah dalam bentuk yang baru. Kedua, ialah kelompok senang untuk dijajah dengan bentuk baru yaitu bergabung dalam parlemen dan ingin tetap mengikuti langkah praktis.

Tulisan ini bukan ditujukan untuk mengucilkan atau mendikotomikan pemuda sekarang, begitu pun sebaliknya.