Asrul juga mengingatkan para generasi muda soal peran mereka sebagai tonggak perubahan.

“Jangan pernah mundur sekalipun. Terus berjuang, apa yang anda pikir benar, lakukan. Jangan pernah disogok oleh orang lain, karena anda adalah pewaris negeri ini,” tandasnya.

Juru kampanye HAS, Muis Djamin, menyatakan perjuangan memekarkan daerah bertujuan untuk melepaskan diri dari kemiskinan, serta memperbaiki pelayanan kesehatan dan tata kelola pemerintahan yang cenderung korup. Ia bilang, saat ini yang harus dilawan adalah penjajah yang berada di tubuh birokrasi.

Muis Djamin saat kampanye HAS di Kota Bacan. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

“Hari ini, bapak ibu sekalian, ide besar memperjuangkan pemekaran adalah terhindar dari kemiskinan serta pelayanan kesehatan yang memadai, serta melawan penjajahan yang saat ini berada di Maluku Utara. Mereka adalah orang-orang yang doyan dengan budaya korupsi,” ucap Muis di hadapan massa.

Sementara Sultan Husain menyatakan keputusannya mencalonkan diri sebagai gubernur tidak terlepas dari sejumlah alasan. Di antaranya lantaran persoalan ketimpangan pembangunan mulai dari kesehatan, pendidikan, dan pelayanan birokrasi yang kurang sehat.

“Pentingnya memelihara adat dan aturan, dan karena masih banyak lagi para pejabat yang bermental korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Torang harus hilangkan yang namanya korupsi, kolusi dan nepotisme,” tandas Sultan.