Oleh: Indra Abidin

Akademisi Universitas Bumi Hijrah (Unibrah) Tidore – Maluku Utara; Sekretaris Bidang Pembinaan Mahasiswa DPD KNPI Maluku Utara; Ketua Umum PD GPII Tidore Kepulauan

_______

SUATU malam, sekitar beberapa bulan lalu. Pertemuan terjadi, dan kebersamaan merekah. Saya ingin meneruskan dari kata ‘kebersamaan’ yang diartikan sebagai suatu ikatan persaudaraan atau kekeluargaan. Selain wujud dari rasa bersatu, berkumpul dan bersama dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk menampung ide, juga memperluas khazanah berpikir.

Semula pertemuan yang direncanakan atas ajakan saya, oleh teman-teman diiyakan karena waktunya pas. Apalagi bertepatan dengan hari libur, lebih tepatnya sedang berada di akhir pekan dan perkembangan politik perlu ditampung. Hal itu, diikuti dengan kegunaan dari kegiatan diskusi. Jumlah mereka melebihi kursi yang disediakan, sementara yang lain milih mencari tempat duduk sendiri.

Tak sampai di situ, butuh sedikit usaha untuk memperkaya pemahaman perihal kebersamaan agar tak tertinggal. Itu mengingatkan saya pada saran Sri-Edi Swasono pada suatu kesempatan di Jogyakarta, agar membaca tentang “kodrat manusia” untuk hidup dalam kebersamaan, hasil menyimak kutipan-kutipan Fuad Hassan, 1974/2009 hlm. 108-110, bahwa kebersamaan adalah nature manusia, bahkan merupakan kodrat sebagai manusia.

Pentingnya merawat kebersamaan sehingga saya dahulukan sebagai pembuka sekaligus penanda, bahwa kebersamaan menempati posisi teratas dalam hidup dan tumbuh di tengah masyarakat. Kadang-kadang pertemuan melewatkan manfaat kebersamaan dan diskusi diabaikan karena pilihan, sehingga tak memiliki tempat yang “nyaman” dalam proses menjalani keseharian.

Suatu bagian dari pendapat agar pertemuan tidak mandek. Tak ada kata ‘sekadar’ untuk bertemu. Pada itu, pentingnya diskusi karena dibutuhkan dalam banyak aspek kehidupan, apalagi berada di lingkup pendidikan dan pekerjaan.

Selain berada di tengah masyarakat, diskusi sangat dibutuhkan untuk memperoleh informasi tambahan, sampai pertanyaan yang diajukan mendapatkan jawaban dari ragam sudut pandang. Tak sebatas itu, cara memperoleh argumen yang kuat pun didapatkan ketika bersama dengan kegiatan diskusi.