“Sivitas kampus sudah terbiasa untuk cerdas. Sumber pengetahuan tidak hanya bisa diakses dari kuliah, tetapi juga dari sumber pengetahuan lainnya,” tukasnya.
Menurut Sahabuddin, kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pemilu yang damai berperan penting. Informasi yang diterima sivitas kampus tidak lantas ditelan begitu saja.
”Namun, ada ruang-ruang diskusi yang dibangun, baik antar mahasiswa maupun antara mahasiswa dan dosen. Diharapkan, proses ini dapat menghasilkan solusi bagaimana informasi yang tepat mengenai calon pemimpin dalam pemilu mendatang,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan