Oleh: Ramadhan

Mahasiswa Hukum Universitas Dayanu Ikhsanudin

________

DALAM konteks kasus perihal keadilan sosial, seorang pemimpin dapat menjadi objek diskriminasi dalam seputaran wilayah naungannya, karena maraknya penindasan di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena sosok seorang pemimpin adalah manifestasi dari masyarakat dalam konteks sosial. Artinya seorang pemimpin mendapatkan legalitas yang penuh dari suatu wilayah sosial untuk memimpin masyarakat, agar masyarakat tersebut mendapatkan keadilan kesejahteraan dalam suatu wilayah.

Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki jiwa intelektualitas dan spiritualitas yang seimbang dalam lokus kepemimpinan. Keseimbangan keduanya harus teraktualisasi dengan baik dalam ruang lingkungan sosialnya, agar masyarakat dapat merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian di ruang lingkup wilayah sosialnya. Seorang pemimpin juga tidak serta merta menggunakan hak kepemimpinannya untuk memperkaya diri sendiri.

Secara demokratis, pemimpin harus memiliki jiwa yang adil dalam memimpin suatu kelompok. Dalam kelompok tertentu terdapat sebuah sistem yang digunakan untuk memberikan sebuah hak dan pendapat agar sampai kepada sebuah kesimpulan dan capaian yang adil dan sejahtera dalam kelompok tersebut.

Pemimpin yang memiliki jiwa demokratis adalah seorang pemimpin yang juga memiliki jiwa intelektualitas dan spiritualitas. Artinya seorang pemimpin yang memiliki kedua jiwa tersebut dapat mengurai setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat sehingga kita dapat memiliki kesimpulan yang sederhana untuk diberikan kepada masyarakat, yaitu keadilan dan kesejahteraan.

Nah berangkat dari kontruksi di atas, seorang pemimpin yang tidak memiliki jiwa demokratis adalah seorang pemimpin yang tidak memiliki watak memanusiakan manusia. Jika kita memiliki keinginan agar dapat memanusiakan manusia, maka dari itu kita harus memiliki jiwa yang demokratis agar kita dapat memanusiakan manusia, sedikit mengutip dari perkataan bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Jika dalam konteks sosial kita sudah mencicipi dunia pendidikan pastinya dalam berbagai problem masalah, di ruang lingkup sosial maka seseorang pemimpin harus ada refleksi untuk dirinya sudah layak aku dikatakan seseorang manusia/sudah sejauh mana saya memanusiakan manusia.

“Capaian dari demokrasi adalah terciptanya keadilan sosial. Keadilan adalah kebahagiaan yang di dapatkan dari salah satu prinsip keadilan yaitu demokrasi”. (*)