Dilibatkannya Prof. Rudi dalam rencana tersebut, kata Syafei, dikarenakan Prof. Rudi telah terbukti mampu mendatangkan pendanaan JICA sebesar Rp 1,2 triliun untuk Teknik Unhas Makassar.

Pendanaan dari JICA jika nantinya disetujui maka skemanya adalah menjadi utang pemerintah pusat, sehingga tidak dibebankan kepada PAM Ake Gaale.

Menurut dia, melalui pendanaan JICA yang diharapkan bisa didapat PAM Ake Gaale, nantinya bisa dipakai untuk berbagai perbaikan sarana prasarana air bersih.

“Kita sementara hitung kita punya kebutuhan sama-sama dengan teman-teman dari Unkhair. Dari dimulai data, betul-betul datanya akurat, dari situ mereka (JICA) baru mulai melirik dana berapa saja mereka bisa siap,” ungkap dia.

Meski masih disusun oleh tim PAM Ake Gaale dan Unkhair namun secara gambaran umum, Syafei mengaku sarana prasarana air bersih yang dimiliki kini kan masih terbatas. Itu dibuktikan dari jumlah atau persentase layanan yang masih 58 persen, sedangkan target nasional harus 100 persen.

Sebab itu, untuk bisa meningkatkan dari 58 persen menjadi 100 persen maka PAM Ake Gaale butuh peningkatan sarana prasarana dari sumber air.

Sumber air ini juga tidak semata-mata dari air tanah, melainkan juga dapat dimanfaatkan dari air hujan yang selama ini terbuang percuma.

“Air hujan harus ditangkap di hulu, kita olah sebagian kita resapkan sebagian kita olah jadi cadangan untuk air minum. Itu butuh biaya yang cukup besar termasuk perbaikan kita punya jaringan distribusi yang sudah tua. Harus diubah melalui peremajaan pipa-pipa,” jelas dia.