Mantan pejabat di lingkup Pemerintah Kota Ternate itu justru menyampaikan agar para imam turut menjaga persatuan dalam menghadapi Pilkada November 2024 nanti.
“Menghadapi Pilkada pasti ada gesekan. Pilkada hanya sementara. Jangan sampai ia membuat keretakan dalam kehidupan sosial, menjadikan tetangga dengan tetangga tak saling sapa dan silaturahmi,” ujar Sultan.
Ia menekankan, pilkada hanyalah bagian kecil dari ibadah yang lebih besar.
“Ada ibadah lain yang lebih besar seperti menjaga hubungan antarsesama, mendidik anak, membantu orang lain. Jangan jadikan Pilkada sebagai ajang kompetisi yang tidak fair sehingga menimbulkan perpecahan.”
Pesannya tampak sangat dipahami para imam yang mengiyakannya dengan menganggukkan kepala.
Sultan mengimbau kepada para imam untuk tetap menjaga kedamaian dan kebersamaan. Doa, bagi Sultan, adalah senjata utama.
“Saya minta doa agar hati saya terang, pikiran terang, sehingga bisa jadi suri tauladan bagi keluarga dan umat,” ujar Sultan dengan rendah hati.
Sultan tidak hanya meminta doa untuk dirinya sendiri, tetapi juga mendoakan para imam dan warga agar hidup rukun dan sejahtera.
Di dalam rumah yang sederhana, doa-doa dipanjatkan oleh para imam terdengar begitu khidmat. Bagi mereka, Sultan Tidore bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol persatuan dan harapan bagi masa depan yang lebih baik.
Pada akhir acara tatap muka, Sultan tak lupa menyerahkan bantuan kurban satu ekor sapi.
Tinggalkan Balasan