Diagnosa Gangguan Schizophrenia
Adapun cara untuk mendiagnosa gangguan schizophrenia pada individu dibutuhkan dua syarat di antaranya: pertama, individu harus menunjukkan paling sedikit dua macam gejala dan mengalaminya paling sedikit selama satu bulan. Gejala yang harus ditunjukkan individu adalah adanya delusi, halusinasi, cara berbicara yang kacau, munculnya gejala negatif seperti afek datar dan motivasi yang kurang. Syarat kedua adalah kegagalan utama dalam keberfungsian individu sehari-hari, seperti tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang mahasiswa, suami/istri serta karyawan.
Penanganan pada gangguan schizophrenia
Cara penanganan gangguan schizophrenia meliputi:
1) Pendekatan medis biologis, pengobatan antipsikotik mampu mengendalikan pola perilaku aneh dan halusinasi yang sering mengganggu dan muncul pada klien schizophrenia. Dari hasil penelitian, obat antipsikotik ini belum mampu menyembuhkan dan membebaskan klien gangguan schizophrenia secara total. Terapi obat saja tidak cukup baik digunakan untuk menangani schizophrenia ini, tetapi dibutuhkan program psikoedukasi. Program psikoedukasi ini diantaranya bertujuan mengembangkan keterampilan sosial mereka, terapi keluarga, pelayanan rehabilitasi, intervensi krisis, perumahan, dan pelayanan sosial lainnya.
2) Cognitive behavioral therapy, National Institute for Clinical Excellence (Birchwood & Trower, 2006) merekomendasikan terapi CBT ini menjadi salah satu terapi menangani schizophrenia yang terbukti efektif menurunkan simptom psikotik, meningkatkan insight, dan menumbuhkan ketaatan dalam pengobatan. Trower (2004) menggunakan CBT untuk menurunkan distres, depresi, dan perilaku lainnya yang berhubungan dengan delusi, persekusi, dan halusinasi suara.
3) Music therapy, penelitian Hayashi et al. Dan Tang et al. (Talwat et al., 2006) menyatakan bahwa terapi musik atau mendengarkan musik mampu menghasilkan efek positif terhadap simptom schizophrenia, baik simptom positif ataupun simptom negatif yang mengalami penurunan.
4) Konseling dan terapi keluarga, digunakan untuk mengurangi pola komunikasi negatif. Pendekatan ini diperuntukkan bagi keluarga dengan anggotanya yang mengalami schizophrenia. Tujuan terapi ini adalah memberikan pengetahuan akurat tentang schizophrenia secara keseluruhan, dan menghilangkan pola komunikasi negatif yang penuh dengan kritikan, cemoohan, dan pesan-pesan negatif lainnya (Kendall et al., 1998; Carr, 2001; Nevid et al., 2002;).
Tinggalkan Balasan