Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pascasarjana Unkhair Ternate, Prof. Dr. Abd Wahab Hasyim, SE., M.Si, melalui sambutannya mengatakan, Forpimpas merupakan wadah koordinasi antar pimpinan pascasarjana yang bertujuan mendiskusikan, dan menawarkan solusi dari berbagai permasalahan pengelolaan pascasarjana.
Disamping itu, melalui konferensi internasional yang ke dua kalinya digelar Pascasarjana Unkhair Ternate ini, akan menjadi sarana berbagi informasi dan mendiskusikan isu-isu lingkungan.
Begitu juga terkait masalah krisis iklim dan pangan, masalah kebudayaan dan kemanusiaan, maupun perkembangan sains dan teknologi.
Forum ini lanjut dia, dapat menyatukan pikiran, dan gagasan baru, sekaligus menjalin kolaborasi maupun sinergitas untuk keberlanjutan keadilan dan kemakmuran bangsa.
Prof. Abd Wahab juga memperkenalkan secara singkat sejarah Kepulauan Maluku Utara yang pernah berpengaruh penting terhadap Indonesia juga dunia internasional.
Maluku Utara kata dia, menjadi pusat keragaman hayati, baik secara nasional maupun global.
“Rona biologis, karakteristik, oseanografi, dan posisi geografinya di atas garis katulistiwa menjadikan Maluku Utara menjadi jantung persebaran flora maupun fauna bagi kawasan segitiga karang dunia,” kata dia.
Kepulauan Maluku Utara, khususnya laut Maluku dan laut Halmahera, lanjut dia, menjadi kanal aliran masa air dari Samudera Pasifik menuju samudera Indonesia, sehingga berperan penting menentukan iklim global.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Esa Prakasa, ST., M.MT, yang turut hadir dalam rakor ini mengatakan, Maluku Utara sangat kaya akan biodiversitas-nya sehingga dapat dilakukan riset yang hasil datanya menjadi informasi bermanfaat.
“Biodiversitas yang sangat kaya nantinya kalau mau didorong ke peningkatan ekonomi misalkan hasil laut, budidaya di pantai itu bisa dikembangkan menjadi produk-produk yang khas Maluku Utara,” kata dia.
Tinggalkan Balasan