Tandaseru — Kota Ternate yang dikenal sejak dahulu sebagai kota dagang, kota rempah, kota pantai, dan sejuta gelar yang disandangnya hingga kini tak bisa dipungkiri juga merupakan kota para seniman dan kalangan kaum muda kreatif. Sejarah dan peradaban kota inipun tak luput dari torehan kerja-kerja produktif generasi kreatif dari zaman ke zaman yang melahirkan karya seni berkualitas bahkan beberapa di antara karya seni tersebut seolah “hidup” dan fungsional dalam kehidupan masyarakat kini.
Sejarah keberadaan dan perkembangan dunia musik di kota ini bukanlah sesuatu yang ada dengan sendirinya atau merupakan warisan bangsa asing melalui proses akulturasi budaya sejak era kolonialisme bangsa asing melainkan hasil cipta dari proses yang panjang. Dengan kata lain, sejarah dan perkembangan musik kota ini berawal ketika ritual tradisi terlembaga dalam struktur dan organisasi sosial masyarakatnya yang mewujud dalam ruang hiburan dan pertunjukan estetis dari kalangan kalangan rakyat jelata (bala kusu se kano-kano) hingga kalangan bangsawan (para bangsa).
Dentuman tifa dan totobuang diiringi alunan fiol yang lirih dan penggalan dolo bololo atau pantun yang dibungkus dengan aransemen musik yang mengalir dalam tempo lambat merupakan ekspresi simbolis para leluhur negeri ini yang terus bertahan hingga kini melalui berbagai aktivitas festival dan pementasan musik yang masih dilestarikan.
Sekretaris Daerah Kota Ternate Rizal Marsaoly ketika rapat bersama Tim Manajemen Literasi Digital Provinsi Maluku Utara, DPC PAPPRI Kota Ternate, Pengurus Indonesia Drum (ID) Band Ternate, Komunitas Paniki Batman dan beberapa komunitas kreatif lainnya, mengemukakan, potensi kekayaan kesenian rakyat yang hidup dan berkembang hingga kini khususnya di jalur musik merupakan sebuah industri di mana para musisi tidak sekadar mengekspresikan hobi, minat dan bakatnya semata melainkan sekaligus sebuah profesi dan ketenaran lewat lagu yang dihasilkan.
“Realitas ini membuktikan bahwa kebangkitan dunia musik daerah saat ini yang ditandai dengan keberadaan PAPPRI Kota Ternate serta keberadaan komunitas musik yang begitu banyak di negeri kota Rempah ini adalah sebuah pertanda baik bagi Industri Musik daerah sebagai basis ekonomi kreatif yang bernilai tambah, berdaya saing, dan semoga berkelanjutan untuk kesejahteraan dan kualitas hidup para musisi maupun masyarakat secara lebih luas. Oleh sebab itu diperlukan kolaborasi untuk bersama-sama mengembangkannya,” ungkap Rizal yang sangat familiar di kalangan komunitas kreatif kota Ternate tersebut.
“Di tengah optimisme bangkitnya dunia musik dan pengembangan ekonomi kreatif tersebut maka pemerintah daerah akan tidak tinggal diam, akan ikut meningkatkan kualitas musik daerah yang berkontribusi pada ekonomi kreatif untuk terus mendorong penciptaan karya kreatif bermusik, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelaku dan karya kreatif seni musik, menguatkan dan meningkatkan kualitas kinerja SKPD yang responsif terhadap dinamika sosial, budaya dan ekonomi khusus di sektor ekonomi kreatif dan industri musik,” imbuhnya.
Tinggalkan Balasan