Oleh: Aliyaah Tirta Nur’ain, Ria S. Habsyi
Mahasiswa Psikologi, FISIP UMMU
________
PEMBAHASAN pada edisi hari ini tentang Mengenal Psikologi Behaviorisme Menurut JB Watson. Ini merupakan tugas mata kuliah Sejarah Aliran Perspektif Psikologi untuk Mahasiswa Prodi Psikologi, FISIP UMMU semester 2 yang diampuh Syaiful Bahry, S.Psi., M.A pada Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Apa Itu Behaviorisme?
Teori behaviorisme dikenal dengan nama teori belajar. Teori behaviorisme atau behavioristik sering disebut sebagai S-R psikologis adalah tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavior dengan stimulusnya.
John Broadus Watson adalah seorang psikolog perintis yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan behaviorisme. Lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di Greenville, South Carolina, Watson meninggal pada tanggal 25 September 1958 di New York City. Dia belajar Ilmu Filsafat di University of Chicago dan mendapatkan gelar Ph.D dengan disertasi berjudul “Animal Education” pada tahun 1903.
Watson menjadi profesor dalam psikologi eksperimen dan psikologi komparatif di Johns Hopkins University di Baltimore pada tahun 1908.
Watson juga menulis beberapa artikel ilmiah yang penting, seperti “Psychology As The Behaviourist View It” yang diterbitkan pada tahun 1913. Dia menilai psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dan eksperimental, dan tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap suatu rangsangan. Watson juga dikenal dengan eksperimen Little Albert, di mana ia mendemonstrasikan bahwa seorang anak dapat dikondisikan untuk takut pada stimulus yang sebelumnya netral.
Teori behaviorisme memiliki beberapa ciri-ciri rumpun yaitu: mementingkan faktor lingkungan, menekankan pada tingkah laku yang tampak dengan mempergunakan, metode objektif, bersifat mekanis, mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme belajar.
Watson juga menulis tentang perilaku manusia yang dapat dijelaskan sebagai hasil dari pengalaman, dan bahwa psikologi harus dipelajari dengan cara yang objektif dan eksperimental. Ia berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti seseorang yang sedang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam, dengan fokus pada perilaku yang nyata atau tampak saja. Watson tidak menerima konsep mengenai kesadaran, insting, mental, jiwa dan imajinasi, dan berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari dengan cara yang objektif dan eksperimental
Dalam penelitiannya, Watson menggunakan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Teori behavioristik Watson dengan model hubungan stimulus-reponsnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif, dan berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari dengan cara yang objektif dan eksperimental
Behaviorisme dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan, Industri, dan Lain-lain
Teori behaviorisme merupakan teori pembelajaran yang fokus kepada pengamatan tingkah laku seseorang dalam belajar. Dalam bidang pendidikan, teori behaviorisme mengambil fokus pada bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan, dan bagaimana perilaku tersebut dapat diamati dan diukur. Teori ini mengambil hasil belajarnya melalui tingkah laku atau kepribadian, dan menganggap bahwa respon dan tanggapan dapat dilatih atau dipelajari menjadi kebiasaan.
Tinggalkan Balasan