“Untuk itu di hadapan kepala dinas, saya sampaikan agar bisa melihat keluhan kami seperti kekurangan armada, tong sampah dan APD, serta kebutuhan mendasar lainnya,” pintanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH mengaku bakal memberikan 1 unit kendaraan roda tiga, 100 buah tong sampah, serta kantong sampah.

“Saya sangat berterima kasih kepada pemuda dua desa ini yang dengan ikhlas menyumbangkan tenaga sehingga bisa mengatasi sampah yang ada di dua desa ini,” ucap Rivani.

Ia menyarankan pengelola agar secepatnya berkoordinasi dengan pemerintah desa maupun kecamatan, sehingga komunitas sampah ini bisa terdaftar dengan resmi.

“Teman-teman harus lakukan itu dulu, sehingga komunitas ini bisa ada dasar hukum yang mengikat. Sebab kalau belum ada maka teman-teman belum dianggap,” cetusnya.

Rivani bilang, pengelola harus pandai. Artinya, sampah yang diangkut itu harus dipilah mana sampah yang bisa dijadikan uang dan mana sampah yang tidak bisa dipakai lagi.

“Kami DLH membeli sampah plastik per kilo 2.000, jadi teman-teman bisa pilah sampah plastik sehingga bisa dijadikan uang. Dalam waktu dekat ini DLH sendiri akan melakukan kegiatan. Dan itu akan melibatkan komunitas sampah yang ada di Sagea-kiya ini,” tandasnya.