Oleh: Liliyanti
Aktivis Perempuan
_______
KESEHATAN merupakan masalah manusia yang sangat penting. Masalah kesehatan adalah masalah setiap orang. Namun tidak setiap orang mampu menjadi sumber rujukan untuk mengatasinya. Hidup sehat menjadi harapan setiap orang karena kualitas hidup dipengaruhi oleh level kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Menyelesaikan masalah kesehatan tidak hanya bagaimana melakukan tindakan pengobatan atau penyembuhan, melainkan juga bagaimana mencegah dan bahkan mempromosikan cara hidup sehat.
Banyak faktor yang memengaruhi status kesehatan suatu masyarakat, salah satunya adalah pola perilaku kesehatan. Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) atau Indonesia Health Survey (2001) menyebutkan dua macam indikator status kesehatan masyarakat, yaitu pola perilaku sehat dan pola status kesejahteraan. Indikator perilaku sehat mencakup aktivitas fisik, perilaku sikat gigi, perilaku sarapan pagi, perilaku merokok, dan perilaku minum minuman keras. Sedangkan indikator status kesejahteraan meliputi kemampuan komunikasi, kemampuan mobilitas, kemampuan merawat diri sendiri, kemampuan interaksi perorangan, kemampuan dalam pekerjaan, dan kemampuan sosial bermasyarakat.
Menggunakan perspektif Deddy (2018), tidak mudah untuk mendefinisikan kesehatan, keadaan sakit, penyakit, dan perawatan kesehatan. dalam bidang medis, kesehatan berarti sekadar absennya penyakit, sakit atau gangguan fisik. Definisi kesehatan paling otoritatif dikemukakan WHO dalam konferensi internasional kesehatan: “Suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat, dan tidak sekadar absennya penyakit atau kelemahan.” Kelemahan definisi ini adalah bahwa definisi ini tidak secara eksplisit mempertimbangkan dimensi budaya, meskipun inheren dalam dimensi sosial. Sebagian dari kita mungkin berargumen bahwa definisi tersebut terlalu ideal, oleh karena tidak ada seorang pun yang terhindar dari penyakit untuk selamanya.
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka. Termasuk di dalamnya upaya memperbaiki, memajukan, mendorong, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada kebutuhan perorangan ataupun masyarakat pada umumnya. Selanjutnya, aspek promosi kesehatan ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan sehingga orang mempunyai kepedulian terhadap pola perilaku maupun pola hidup mereka yang memengaruhi kesehatan.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah pemahaman risiko terjadinya kematian (mortalitas) dan kesakitan (morbiditas). Secara historis, intervensi medis difokuskan pada pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, termasuk penyakit degeneratif seperti stroke, kanker, dan penyakit jantung. Semua yang hidup pasti akan mati dan pada usia lanjut kadang-kadang penyakit yang mematikan dipandang sebagai hal yang diharapkan. Sangat logis bila masyarakat diberikan penekanan lebih pada pencegahan penyakit yang menyebabkan kematian pada waktu yang tidak seharusnya (prematur) bukan kematian per se. bila mempertimbangkan konsep ini maka kecelakaan merupakan penyebab kematian prematur yang paling banyak.
Permasalahan kesehatan masyarakat cukup kompleks dan meliputi segala siklus kehidupan manusia. Dalam hal ini, permasalahan kesehatan tidak cukup hanya mengandalkan pemikiran laki-laki, dibutuhkan sentuhan pemikiran perempuan. Pemikiran perempuan dibutuhkan untuk memperkaya sudut pandang dalam sains, mendorong inovasi untuk mengatasi masalah perempuan, serta mencegah munculnya pandangan sains yang bias gender, Utomo (2016). Pada beberapa negara berkembang, kematian ibu dan anak masih menjadi masalah kesehatan utama.
Tinggalkan Balasan