“Angka stunting di Halmahera Barat berdasarkan hasil SSGI pada tahun 2021 berada pada angka 30% kemudian pada tahun 2022 turun menjadi 23,9% yang menunjukkan bahwa halmahera barat mampu menurunkan 6,1% dalam 1 tahun,” ujar James.
Sementara itu, kata James, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target percepatan penurunan stunting menjadi 14% di tahun ini. Menurutnya, memenuhi target tersebut merupakan suatu tantangan yang besar bagi pemerintah daerah, di mana akar dari stunting sendiri adalah masalah kemiskinan.
“Sebagai gambaran angka kemiskinan di Halmahera Barat, berdasarkan data BPS tahun 2021, terdapat 134.770 jiwa penduduk dengan tingkat kemiskinan sebesar 8,95% atau sebanyak 10.590 jiwa penduduk miskin,” ungkapnya.
Sedangkan untuk tema kegiatan tersebut, sambung James, sinkron dengan potensi sumber daya alam di Halmahera Barat, terutama potensi perikanan. Di mana sumber protein yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah jenis ikan.
“Saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh petugas kesehatan, khususnya para petugas gizi di mana saja berada karena salah satu ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting yang terjun langsung ke masyarakat adalah para petugas gizi untuk memantau tumbuh kembang anak melalui posyandu,” ucapnya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada organisasi profesi Persagi karena telah menyelenggarakan seminar ini yang diharapkan bisa menambah pengetahuan dan kompetensi para peserta seminar baik dari gizi maupun bagi peserta lain di luar profesi gizi,” pungkas James.
Tinggalkan Balasan