DKP mencatat dalam 3 tahun terakhir, mulai 2020-2022, hasil tangkap ikan teri di Teluk Buli malah mengalami kenaikan signifikan kisaran 3-5 persen pertahun. Rinciannya, untuk tahun 2020 hasil tangkap ikan teri sebanyak 802 ton, tahun 2021 naik 840 ton, dan tahun 2022 mengalami sedikit penurunan yaitu 815 ton.

 

Sementara hasil tangkap ikan teri wilayah Kecamatan Wasile Selatan yang ada di Teluk Kao, Halmahera Timur juga mengalami peningkatan signifikan, yaitu pada tahun 2020 sebanyak 3.000 ton, tahun 2021 naik 3.150 ton, dan tahun 2022 naik lagi 3.420 ton.

 

Meski begitu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Pengawasan, dan Pengelolaan Ruang Laut DKP Halmahera Timur, Mahuba Tuheteru, menyebutkan data hasil tangkap ikan teri ini diperoleh hanya dari perhitungan estimasi perkiraan hasil tangkap.

 

“Jadi itu torang hanya mengestimasi, misalnya dalam satu bulan itu dia menangkap ada berapa kali, lalu dalam satu kali trip penangkapan itu dia (nelayan) dapat berapa kilo,” kata Mahuba.

 

Sebab itu pula, lanjut Mahuba, jika nelayan mengklaim adanya penurunan hasil tangkap maka dimungkinkan benar adanya. Namun, DKP belum dapat memastikan penyebab dari penurunan hasil tersebut.

 

“Memang ada pengaruh lingkungan tapi itu torang tidak bisa klaim, karena data kajiannya tidak ada di torang. Tapi kalau dari sisi teorinya, bisa saja terjadi over fishing itu ciri-ciri salah satunya produksi menurun,” ucap dia.

Hasil tangkap ikan teri (dalam ton) untuk wilayah Maba Kota-Maba dan Wasile Selatan sepanjang 2020-2022. (Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Timur/Desain grafis: Ardian Sangaji)

Sementara untuk jumlah alat tangkap bagan di wilayah Kota Maba dan Maba yang beroperasi di Teluk Buli totalnya ada sebanyak 27 unit. Sedangkan di wilayah Wasile Selatan ada sebanyak 209 unit. Jumlah bagan ini pun, kata Mahuba, belum dapat dipastikan apakah bertambah atau malah berkurang.

 

“Kalau untuk bagan saya belum bisa pastikan, tapi kalau untuk secara keseluruhan ada penambahan armada bukan untuk bagan, tapi jenis armada lain misalnya perahu fiber dan lain sebagainya,” ujarnya.

 

Tambang Cemari Pesisir dan Laut

Hampir dua pekan di awal Oktober 2023 wilayah Maba dan Maba Kota belum juga diguyur hujan. Terik matahari terasa begitu panas ‘membakar’ terutama di siang hari. Saat cuaca seperti itu, perjalanan melintasi jalan utama yang menghubungkan dua kecamatan ini menjadi terasa sangat tak nyaman, apalagi dengan bersepeda motor. Pasalnya, di jalanan banyak dijumpai lubang menganga. Aspal yang mengelupas menjadi kubangan lumpur ketika hujan, dan berdebu saat musim panas. Lebih parah lagi jika melintasi persimpangan jalan keluar-masuk truk pengangkut ore nikel. Tumpahan ore nikel di jalan yang mengering menyebabkan debu berterbangan kemana-mana. Ada juga debu yang tertiup angin turun dari pegunungan lokasi pengerukan ore.