Oleh: Anwar Husen
Kolomnis/Tinggal di Tidore
_______
DI saat yang nyaris sama, tempat yang sama dan subjeknya juga sama. Harinya saja yang berbeda. Sekitar pukul 23.00 WIT, di pelabuhan penyeberangan Bastiong, Ternate, saya berpapasan dengan dua anak muda laki-laki yang hendak menyeberang ke Rum, Tidore.
Saya mengajak menumpangi taksi air. Kebetulan saya sendirian, ada teman ngobrol. Di terminal Rum juga sama, saya menawarkan menumpangi mobil yang saya kendarai. Di jam begitu, yang tersisa hanya mobil carteran. Itu pun kalau bernasib baik, masih ada yang ditemui.
Di perjalanan, kami mengobrol. Dua anak muda yang saya temui di malam yang berbeda ini, punya romantika perjuangan hidup yang nyaris sama. Sama-sama bekerja di IWIP, sebuah perusahaan pertambangan multinasional yang berlokasi di kabupaten Halmahera Tengah di pulau Halmahera, yang mempekerjakan banyak tenaga kerja lokal Maluku Utara.
Keduanya sama-sama menyudahi shift kerja di sore itu, langsung menuju Sofifi, ibukota provinsi Maluku Utara yang letaknya di kecamatan Oba Utara, kota Tidore Kepulauan. Menggunakan kendaraan roda dua, berjarak tempuh kurang lebih 2,5 hingga 3 jam di waktu normal, menyusuri jalanan terjal yang sebagian besar adalah belantara, di malam hari plus sendirian. Dari Sofifi, menyeberang ke Ternate dan langsung ke Tidore. Keduanya orang Tidore. Yang satunya langsung ke RSUD menjenguk keluarganya yang sakit, sedangkan yang satunya lagi bermaksud melepas dahaga rindu buat sang istri yang tengah hamil tua. Tetapi keduanya punya target waktu yang sama, paginya harus kembali ke tempat kerja dengan rute yang sama untuk mengejar shift kerja berikutnya. Entah malam itu mereka bisa sedikit lelap untuk melepas lelah atau tidak.
Saya bersyukur bisa berpapasan dan mengobrol banyak dengan dua pemuda “pejuang” ini. Dari mereka, saya mendapatkan banyak informasi. Mulai dari motivasi mereka bekerja, jenis pekerjaan, risiko kerja hingga informasi lainnya di lingkungan kerjanya.
Dua anak muda hebat yang saya temui ini tak sendirian. Bersama banyak anak muda lainnya, mereka mencoba mengais hari depan di perusahaan yang cukup banyak menyedot tenaga kerja dengan beragam spesifikasi dan keahlian ini, baik itu dari Tidore, Maluku Utara hingga dari luar daerah ini. Mulai dari yang rendah kadar “serius”nya hingga yang benar-benar menjadikan lahan ini sebagai pilihan satu-satunya guna merajut masa depannya.
Tinggalkan Balasan