“Di antaranya tidak ada penyediaan alat industri, bibit-bibitan, pupuk, tanaman dan air. Belum lagi tidak ada fungsi kontrol pemerintah dalam mengatur harga pasaran Barito,” tegasnya.
Pembeli atau tengkulak, sambungnya, masih mengimpor barito dari Tobelo, Halmahera Utara, dan Manado, Sulawesi Utara.
“Padahal hasil petani hortikultura Morotai mampu memenuhi permintaan pasar,” timpalnya.
Dalam aksi itu, ada beberapa masalah yang disampaikan.
“Dari beberapa tuntutan, meminta copot Kadis Pertanian dan Kadis Perindagkop karena dinilai tidak mampu selesaikan persolan hortikultura dan kontrol pasar yang terus dikeluhkan rakyat,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan