Tandaseru — Istilah transformasi petani tidak terlepas dari keadaan petani saat ini, di mana transformasi itu sendiri adalah perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Jika suatu hal atau keadaan yang berubah adalah budaya, budaya itulah yang mengalami perubahan.

Petani Maluku Utara masih bertumpu pada budaya bertani yang seadanya atau masih bersifat tradisional, sehingga dari sisi bertani semua tahapan hingga panen masih belum maksimal.

Saat ini transformasi petani terus digelorakan, salah satunya datang dari praktisi pertanian yang juga pegiat pemberdayaan masyarakat, Afrianto Darnis.

Afrianto mengubah petani tradisional ke petani modern dengan menerapkan teknik bertani yang baik, sehingga hasil produksi yang diperoleh juga maksimal.

Salah satu binaan kelompok tani yaitu kelompok tani Maku Sonyinga, yang saat ini berada di salah satu desa di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat. Lahan tersebut disiapkan bedengan yang telah dipasangi mulsa serta dibuat lubang tanam untuk mengembangkan tanaman tomat sebanyak 3.450 lubang tanam/3.450 bibit tomat yang akan ditanam.

“Dengan model transformasi petani inilah tentu dapat memberikan contoh buat petani lain untuk dapat menerapkan sistem budidaya tanaman yang baik,” tutur Afrianto, Sabtu (12/8).