“2024 kita optimis akan berada di bawah 14 persen, karena kita kemarin kerja di 2021 penurunannya 6,1 persen tidak sehebat kerja – kerja saat ini. Sekarang ini lebih gencar dengan harapan penurunannya lebih dari 2022,” tuturnya.
Duta Orang Tua Hebat ini mengatakan, dalam rangka percepatan penurunan stunting di Halbar pada masyarakat yang tersebar di 9 kecamatan maka pemda telah melaksanakan rembuk stunting. Tujuannya untuk menyinkronkan tugas dan tanggung jawab TPPS dari kabupaten, kecamatan dan desa yang menjadi sasaran.
“TPPS Halbar selalu melakukan inovasi-inovasi dan kemarin pada saat perangkingan Halbar masuk pengelola bina keluarga terbaik urutan ketiga nasional,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, rembuk stunting dari kabupaten, kecamatan hingga desa harapannya semua stakeholders bisa berkolaborasi, komunikasi, koordinasi, dan komitmen agar bisa diwujudkan sampai di tingkat desa.
Pastinya sasaran-sasaran itu akan bisa terakomodir dan menerima dampak dari kegiatan yang dilakukan. Setelah melakukan rembuk stunting, ketua PKK Desa selalu mendampingi suami selaku kepala desa agar mampu mewujudkan kaitannya dengan pemberdayaan kesenjangan keluarga untuk mencegah stunting dan paling utama adalah pemberdayaan keluarga yang menjadi sasaran itu agar mereka keluar dari masalah stunting,” terangnya.
“Karena stunting itu adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, sehingga muncullah suatu masalah. Itu yang dibutuhkan pendampingan dari ketua-ketua TP PKK di desa,” pungkas Meri.
Tinggalkan Balasan