“Fagogoru” merupakan filosofi hidup bagi masyarakat “Gam Range”, ‘tiga negeri’ (Maba, Patani, dan Weda). Di dalamnya tercakup pandangan hidup, sistem nilai, lembaga sosial-politik, sekaligus menjadi pengikat bagi konfederasi ketiga negeri tersebut. Perjuangan pembentukan Kabupaten Halmahera Timur dilandasi oleh semangat patriotik masyarakat “fagogoru”.

IKMF dan Semangat ‘Fagogoru’

Di antara banyak pihak yang terlibat dalam upaya perjuangan tersebut, peran Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Indonesia Fagogoru (IKPMIF) adalah salah satu yang patut disebutkan di sini. Organisasi ini secara konsisten dan militan menyuarakan pemekaran wilayah kabupaten dalam dua kali kesempatan, pertama pada tahun 1999 ketika menghelat Musyawarah III IKPMIF. Lalu, kedua, dalam Musyawarah IV pada tahun 2000 yang menghasilkan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Halmahera Timur.

Selama 32 tahun, para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam IKPMIF terus berjuang tanpa lelah. Mereka tetap padu dalam mengusung aspirasi masyarakat ‘Fagogoru’ demi terbentuknya Kabupaten Halmahera Timur. Jalan panjang dan berliku selama masa-masa perjuangan itu akhirnya tunai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemekaran Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan Kabupaten Halmahera Timur adalah salah satu di antara empat kabupaten dan satu kota di Provinsi Maluku Utara. Sejak itulah Halmahera Timur berdiri tegak dengan otonomi yang setara dengan kabupaten/kota lainnya dalam bingkai NKRI secara umum dan Maluku Utara secara khusus.

Akan tetapi, perjuangan tidak berhenti sampai di situ. Sesulit-sulitnya membangun atau mendirikan sesuatu, tantangan untuk mengisi, mengembangkan, dan memajukan adalah tugas berikut yang juga tidak mudah. Tugas ini, jika harus disebut demikian, tentu saja bukan saja berada di pundak pemerintah daerah semata, melainkan menjadi tanggung jawab semua pihak, yakni masyarakat dan pemerintahan di atas level kabupaten Halmahera Timur (provinsi dan pemerintah pusat).

Momentum Hari Jadi Ke-20 Kabupaten Halmahera Timur dapat menjadi refleksi atas pencapaian pembangunan, di samping kondisi-kondisi yang tampak serupa permasalahan dan masih melingkupi.