Ia menambahkan, dirinya mendapat banyak keberatan terhadap rencana relokasi warga Desa Kawasi. Hal tersebut disampaikan langsung masyarakat baik langsung maupun melalui saluran WhatsApp dan lainnya.

“Oleh karena itu, sebagai orang Obi punya kewajiban moral menyampaikan secara terbuka terhadap pemerintah maupun pihak perusahaan PT Harita Group. Suara-suara itu disampaikan langsung kepada saya, baik dari para tokoh maupun masyarakat biasa. Mereka tidak dalam rangka menghalangi investasi dengan penolakan rencana relokasi warga. Tapi karena proses rencana relokasi penuh dengan intrik dan siasat busuk pihak perusahaan PT Harita Group mengalihkan risiko kepada pemerintah daerah, bahwa rencana relokasi pemukiman warga desa merupakan program pemerintah daerah, sedangkan pihak PT Harita Group hanya sebagai pendukung program pemerintah. Yang artinya proses relokasi tidak berdasarkan alasan objektif guna menghindari hak dan kewajiban yang timbul di kemudian hari,” jabarnya.

Wilson menyarankan, rencana relokasi warga Desa Kawasi perlu dikaji kembali secara komprehensif melalui pendekatan sosiologis, antropologis dan akademis.

“Meminta pemerintah daerah dan pihak perusahaan PT Harita Group secara terbuka dan konkrit menyampaikan kepada masyarakat alasan rencana relokasi pemukiman warga Desa Kawasi. Terkait ganti untung bukan sebatas rumah ganti rumah, harus ada hak-hak lain yang perlu dipertimbangkan dan dibicarakan secara transparan. Ini urusan bisnis yang meraup keuntungan yang besar, bukan yayasan,” ujarnya.

Alasan objektif, kata dia, rencana relokasi pemukiman warga karena kegiatan tambang nikel PT Harita Group yang sudah mengepung pemukiman warga Desa Kawasi. Alasan pemukiman warga saat ini sudah tidak ramah lingkungan yang telah menggradasi hak konstitusional masyarakat terganggu yakni hidup sehat, menghirup udara segar dan lainnya telah dilanggar oleh pihak perusahaan, maka alasan objektifnya harus direlokasi.

“Jadi PT Harita Group jangan membuat karangan bebas alasan relokasi karena daerah tersebut rawan gempa bumi. Ini yang namanya siasat busuk,” tandasnya.