Arie mengungkapkan, strategi yang akan dipakai untuk pelestarian bahasa daerah bermacam-macam sesuai kebutuhan di lapangan.

“Misalnya aksara, cerita pendek, puisi, dan puncaknya adalah Festival Tunas Bahasa Ibu yang sifatnya berjenjang. Bapak ibu di Dinas Pendidikan bisa melakukan kegiatan-kegiatan seperti kompetisi antar sekolah, antar siswa, serta kecamatan dan kabupaten/kota. Semoga kita bisa membuat anak-anak kita tumbuh dengan kesenangan bahasa daerah,” harap Arie.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Sula Maulana Usia mengatakan, revitalisasi bahasa ini merupakan tindak lanjut yang dilaksanakan Kantor Bahasa Malut pada tahun 2022. Di mana sebelumnya telah dilakukan kegiatan yang melibatkan 60 sekolah.

“Jadi dua tahun terakhir sekolah yang sudah mengajarkan siswa dengan bahasa daerah kurang lebih sebanyak 115 sekolah. Kami akan menyiapkan modul dan tenaga guru, supaya di 2023 ini proses pembelajarannya bisa berjalan secara maksimal,” tandasnya.