“Ini sangat diperlukan untuk memberikan dan mengutamakan affirmative action atau perlakuan khusus bagi kelompok-kelompok yang paling tertinggal yaitu perempuan miskin, disabilitas dan kelompok marjinal,” terangnya.
Sementara itu, kata dia, Institut Kapal Perempuan juga memiliki pengalaman mengembangkan media informasi bagi perempuan. Di mana, Kapal Perempuan juga sudah membentuk Pos Pengaduan Sekolah Perempuan dan Radio Komunitas.
“Ini merupakan media yang diinisiasi untuk memberikan informasi tentang isu-isu perempuan di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau oleh internet dan media komunikasi digital,” katanya.
“Dalam kurun waktu 1 tahun, media ini telah memberi manfaat kepada kurang lebih 7.644 perempuan miskin, disabilitas dan kelompok marginal dalam memperoleh informasi dan layanan publik terkait pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan perkawinan anak, dokumen identitas hukum dan program-program perlindungan sosial,” sambungnya.
Dalam rangka memperingati kedua hajatan besar perempuan itu, YLBH-PA juga tidak tinggal diam. Karena sudah melakukan sejumlah kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan perempuan di tingkat desa.
“YLBH Morotai sendiri telah melaksanakan senam bersama pemerintah dan Masyarakat Desa Galo-galo dan Penayangan Video Kreasi budaya lokal oleh tarian sambe, tarian Tide-tide dan Musik Yanger oleh sekolah perempuan di 3 desa Pailoting,” tandasnya.
Sekadar diketahui, dalam peringatan Hari Perempuan Internasional 2023 ini juga diselenggarakan oleh Gerakan Bersama Institut KAPAL Perempuan, LPSDM NTB, PEKA-PM NTT, YKPM Sulsel, LBH Perempuan dan Anak Morotai, PBT Padang, KPS2K Jawa Timur, BAKUMDIK Banten dan Bali Sruti Bali.
Selain itu juga diselenggarakan di sembilan Provinsi di Indonesia, termasuk di Maluku Utara, diantaranya, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Jawa Timur, Banten, Bali dan DKI Jakarta.
Tinggalkan Balasan