Untuk mewujudkan perkembangan hidup baik secara individu maupun sosial, gereja sebagai bagian dari lembaga dengan perannya yang strategis tentunya memiliki keterpanggilan. Ini berarti gereja tidak terbatas hanya menyentuh aspek religiusitas manusia semata, namun juga keterpanggilan memberikan perhatian yang dapat menawarkan solusi di bidang lain termasuk isu sosial, ekonomi, dan politik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengemukakan secara singkat beberapa pandangan. Pertama; peran dalam bidang ekonomi, yakni dengan mendorong jemaat agar memiliki akses terhadap informasi dalam melihat peluang usaha dan pasar serta sumber-sumber pembiayaan, mendorong pemerintah agar melalui kebijakan yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan menjadikan orang orang susah sebagai pelaku usaha, serta memaksimalkan peran lembaga usaha gereja dalam menggerakan ekonomi jemaat.
Kedua; peran dalam bidang sosial, bahwa gereja sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang membina jemaat tidak menutup mata dari persoalan sekitar, maka tugas-tugas yang terdistribusi dalam berbagai kelompok pelayanan dapat dijalankan dengan baik. Di samping itu diperlukan sebuah kolaborasi dengan sejumlah pihak eksternal baik pemerintah, pihak keamanan maupun organisasi kemasyarakatan dalam rangka untuk meningkatkan system pembinaan masyarakat agar terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis.
Ketiga; peran dalam bidang politik, bahwa gereja dipanggil untuk berkarya di tengah dunia. Manifestasi keterpanggilan untuk berkarya salah satunya adalah membangun kesadaran politik masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama. Proses mencapai kesejahteraan itu harus bebas dari praktik politik yang destrukif, maka landasan moral, nilai-nilai, hati nurani menjadi perhitungan dalam percaturan politik, baik dalam konteks memilih pemimpin, proses penentuan kebijakan publik, Hak Asasi Manusia, dan kehidupan yang demokratis.
Gereja sebagai ruang dan jalan pembebasan diharapkan dapat mewujudkan pribadi manusia bermartabat yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidupnya, memiliki kesadaran untuk membangun kebersamaan, berorientasi pada perubahan, dan memerangi ketimpangan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat. (*)
Tinggalkan Balasan