Perlu disadari bahwa setiap individu sering mengalami hambatan/tantangan atau stressor dalam kehidupannya, dan jika dialami individu disebut stres. Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Menurut Julie K. (2005) dan Pinel (2009), stres merupakan reaksi tubuh yang dipaksa, sehingga menganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi. Sedangkan WHO (2013) menyebutkan stres adalah respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa stres dapat dimaknai sebagai reaksi penyesuaian diri yang terlalu keras sehingga menggoncangkan keseimbangan badan atau jiwa.

Stres merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang pada akhirnya dapat mengganggu fisik seseorang. Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat adanya faktor stres tersebut. Gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor psikis ini selanjutnya sering disebut sebagai gangguan psikosomatik. Gangguan psikosomatik terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan saraf otonom, sistem-hormonal tubuh, gangguan organ-organ tubuh serta sistim pertahanan tubuh. Berbagai kelainan organ yang terjadi dapat dihubungkan dengan faktor-faktor yang menyebabkan kelainan organ tersebut.

Berbagai keluhan yang dapat timbul saat seseorang mengalami stres antara lain sakit kepala, pusing melayang, tangan gemetar, sakit leher, nyeri punggung dan otot terasa kaku, banyak keringat terutama pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, selain itu ujung-ujung jari tangan dan kaki terasa dingin, gatal-gatal pada kulit tanpa sebab yang jelas, nyeri dada, nyeri ulu hati, mual, perut kembung dan begah serta diare. Tetapi perlu diperhatikan bahwa gejala-gejala fisik yang timbul ini karena berbagai hal. Gejala fisik tersebut bisa karena ada penyakit organik artinya memang sudah ditemukan kelainan sebelumnya, maka harus dipastikan terlebih dulu bahwa tidak ada penyakit organik sampai mendapat kesimpulan kalau keluhan-keluhan yang timbul tersebut karena penyakit psikosomatik yang dicetuskan oleh stres psikologis.

Kondisi stres psikologis sendiri akan memperburuk penyakit-penyakit kronik yang sudah ada sebelumnya. Berbagai penyakit kronis yang dapat diperberat oleh adanya faktor stres antara lain penyakit kencing manis, sakit jantung, stroke, hipertensi, penyakit rematik baik sendi maupun non sendi, gangguan seksual, ganguan buang air kecil, obesitas, kehilangan daya ingat, infertilitas, masalah tiroid (gondok), penyakit autoimun, asma bronkiale serta sindrom usus iritabel (irritable bowel syndrome/IBS). Oleh karena itu pasien yang mengalami kencing manis gula darah dan tekanan darahnya menjadi tidak terkrontol karena stres. Hal ini yang mencetuskan terjadinya serangan jantung atau serangan stroke pada seseorang yang sedang mengalami stres. Masalahnya kadang kala orang yang sedang mengalami stres tersebut tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang dalam keadaan stres.

Untuk mengatasi masalah ini, selain mengendalikan diri terhadap faktor stressor yang terjadi, mereka yang mengalami gangguan penyakit kronis tersebut perlu mendapat obat-obatan untuk mengontrol berbagai keluhan yang terjadi. Perlu diperhatikan dan harus diatasi gejala-gejala fisik yang timbul akibat stres psikis yang dirasakan oleh pasien, agar pasien tidak bertambah stres. Sebagai contoh jika merasakan sakit kepala maka sakit kepala harus diatasi. Masalah tidur juga merupakan masalah yang harus diatasi mengingat jika pasien tersebut kurang tidur maka kondisi fisiknya akan bertambah turun.