Menurut tuturan sejarah lisan tradisi dan ritual, Coka Iba mulai dilakukan pada jaman Rajaman. Pada periode awal masuknya agama Islam di pesisir Bumi Fogogoru sekitar tahun 1100 Masehi lalu. Rajaman (pemimpin Raja) Satrio penguasa di Maba, Rajaman Kasuro penguasa di Patani dan Rajaman Suta Raja Mauraja penguasa di Weda.

Dikisahkan dalam menjalankan dakwah Islam mereka mendatangi penduduk untuk mendengar cerita-cerita atau keadaan masa lalu sebelum agama Islam masuk lalu leluhur mereka menceritakan bahwa mereka mempunyai kemampuan berinteraksi dengan bangsa jin, yang sudah berinteraksi sejak jaman dahulu.

Dengan masuknya agama Islam maka hubungan interaksi mulai terputus. Mereka meyakini persahabatan sudah tidak mungkin terjalin seperti dulu lagi. Akan tetapi mereka masih merasa rindu dengan persahabatan ini. Maka ketiga pemimpin ini berembuk untuk mencari solusi terbaik. Akhirnya muncul solusi bijak yaitu kepada semua suku, marga agar membuat mef atau topeng dari dodadi mereka sesuai karakter yang mereka tahu tapi dengan syarat bukan untuk pemujaan tetapi hanya dipakai pada saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Semenjak itu tradisi ritual Coka Iba mulai dilakukan setiap tahun. Sebagai satu tradisi adat budaya dari bumi Fagogoru.

Di Tidore ada budaya Ratib Taji Besi atau Badabus yang dilaksanakan sebagai ritus kekuatan dan kekebalan tubuh. Dalam ilmu kebatinan mereka, properti utama yang digunakan dalam ritual ini adalah sepotong besi tajam yang ukurannya disesuaikan dan pada salah satu ujungnya di pasang kayu dan rantai untuk pemberat. Setiap ujung besi nantinya digunakan untuk menusuk dada para pemain badabus pemimpin utama badabus yakni adalah Jou guru yang disebut syekh, dan iringan zikir pun bersahut-sahutan mengiringi jalannya pertunjukkan.

Dan di Kepulauan Sula ada namanya tarian Laka Baka atau tarian penghormatan kepada tamu dalam masyarakat Sula di desa Malbufa. Tarian ini mulai ditampilkan sejak abad ke 16 Masehi pada masa pemerintahan Sultan Khairun Jamil dan Sultan Babullah dalam kesultanan Ternate. Gerakan tarinya menyerupai gerakan berjalan sambil mengantar.