Misalnya, di Ternate ada tradisi Kololi Kie atau keliling gunung merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Ternate yang bertujuan untuk menyapa dan berinteraksi dengan alam pada waktu-waktu tertentu.
Di Halmahera Barat ada namanya ritual makan adat Orom Sasadu. Orom Sasadu dimulai sejak ratusan tahun yang lalu ketika masyarakat setempat panen raya. Hasil panen raya itu kemudian dibawa ke rumah adat yang bernama Sasadu sebagai tanda mereka bersyukur bersama.
Di Halmahera Utara ada rumah adat hibualamo yang berarti rumah besar. Hibualamo muncul ketika suku bangsa di Halmahera Utara turun dan bermukim di daerah pesisir, sedangkan fungsi dari rumah adat Hibualamo adalah sebagai tempat berkumpul meyelesaikan masalah-masalah dengan aturan adat.
Di Halmahera Selatan ada tradisi adat Popas Lipu atau keliling kampung dimulai dari Masjid Kesultanan sampai pada perkampungan. Popas Lipu ini berfungsi sebagai rasa bersyukur terhadap sang kuasa dan dilakukan pemanjatan doa bersama untuk menjaga negeri dari bala bencana guna menuju kemakmuran negeri yang barakah.
Di Halmahera Timur ada tradisi Mef atau yang biasa saat ini dikenal dengan sebutan Coka Iba. Tradisi ini merupakan ritual Maulur (Maulid Nabi). Tradisi ini merupakan tradisi asli dari tiga negeri bersaudara yakni Maba, Patani, dan Weda yang lebih dikenal dengan sebutan Bumi Fogogoru. Namun setelah pemekaran kabupaten, tiga negeri ini dibagi menjadi dua daerah otonom Negeri Obon (Maba) menjadi kabupaten Halmahera Timur. Negeri Foton (Patani) dan Negeri Wereng (Weda) menjadi kabupaten Halmahera Tengah.
Tinggalkan Balasan