Apakah kita hanya akan diam dan membiarkan hal tersebut menggerogoti kehidupan kita? Tentu tidak. Kita tidak akan rela menyaksikan orang-orang yang kita kenal, yang kita sayangi, para generasi mendatang harus terpapar dan mengalami kerugian ataupun kejahatan digital akibat kurangnya pemahaman akan literasi digital. Lalu hal apa yang dapat kita lakukan guna meminimalisir dan menghindar dari jebakan-jebakan yang ada di dunia maya?
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong dan meningkatkan budaya membaca. Bisa dimulai dengan mengajak dan mengedukasi orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar. Namun hal baik ini akan memberikan dampak yang lebih luas bila dilakukan secara bersama-sama dan melibatkan berbagai pihak atau bahasa kerennya stakeholder.
Untuk itulah kolaborasi sangat diperlukan dalam mendorong peningkatan budaya membaca melalui edukasi. Pemberian edukasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan disesuaikan dengan profesi keseharian kita. Hal ini dimaksudkan agar proses edukasi tidak hanya terjadi sesaat dan bersifat seremonial belaka, yang akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya acara.
Sebagai seorang Widyaiswara yang sehari-hari berkutat dengan kegiatan didik, ajar dan latih (dikjartih) terkhusus bagi para ASN, saya menganggap bahwa kegiatan dikjartih ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengajak, berbagi dan memberikan edukasi kepada para peserta. Latar belakang para peserta diklat yang beragam dapat memperluas jejaring pengaruh baik jika dilakukan dengan tepat. Hal ini dikarenakan para peserta merupakan ujung tombak pelayanan publik pada tempat kerja mereka.
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan masukkan materi tentang Literasi Digital di dalam pembelajaran, yang disampaikan dengan cara menarik seperti melakukan Role Play atau bermain peran, mengajak peserta untuk berkolaborasi membuat video pendek edukasi kesadaran untuk meningkatkan budaya baca dalam bermedia sosial, yang kemudian di-upload ke media sosial.
Tinggalkan Balasan