Tandaseru — Prevalensi stunting di Provinsi Maluku Utara berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 27, 5 persen.
Hal diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Renta Rego di Hotel Sahid Bela Ternate, Kamis (14/9).
“Angka prevalensi stunting di Maluku Utara, yang tertinggi Kabupaten Taliabu sebesar 35,2 persen. Kedua, Halmahera Selatan 33,7 persen, Halmahera Timur 32,7 persen, Halmahera Utara 30,5 persen, Halmahera Barat 30 persen. Sedangkan paling rendah itu Kota Ternate di 24 persen. Halmahera Tengah 29,1 persen, Pulau Morotai 28,3 persen, Kepulauan Sula sebesar 27,7 persen dan Tidore Kepulauan 25,1 persen. Ini menggunakan data status gizi survei ya masih pakai data itu,” tutur Renta.
Ia bilang, kasus stunting dipengaruhi pola hidup, kesehatan reproduksi, dan kesiapan menikah.
“Orang tua kerja tetapi pola asuhnya tidak sesuai ya seperti itu. Ada survei nanti di tahun ini bulan Oktober launching lagi yang data tahun 2022,” ungkapnya.
Tinggalkan Balasan