Tandaseru — Pameran Diorama Kulaba di situs geologi Batu Angus Ternate, Maluku Utara, dinilai berpotensi sebagai event kebudayaan.

Kepala Museum Rempah dan Kepala Litbang Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Rinto Taib berharap pameran yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh mahasiswa KKN Universitas Gadjah Mada dan pemuda Kulaba tersebut dapat dikembangkan menjadi Festival Mari Hoku.

“Dan dipertahankan sebagai event tahunan di kawasan geopark Batu Angus ini,” tutur Rinto, Senin (1/8).

Menurutnya, gagasan Festival Mari Hoku selain terkenal sebagai museum sejarah alam (living museum), kawasan geopark Batu Angus seolah juga menjadi destinasi literasi ketika musikalisasi puisi dalam kata-kata yang memberontak mengusir sepi di balik jejak sabda alam vulkanik Gamalama.

“Kawasan yang terbilang indah panoramanya ini juga menginspirasi dan tentu menghidupkan suasana pagelaran seni budaya yang merepresentasi melodi alam tempatan Mari Hoku,” ucap Rinto.