“Begitu pula masyarakat di pesisir selatan Pulau Bacan seperti Desa Bibinoi, Tomara, serta Pigaraja. Terdapat kapal pelayaran rakyat yang melayani warga pesisir wilayah ini, namun perairan pesisir ini sangat tidak menentu gelombang air laut, angin, dan badai. Apalagi bagi kapal rakyat berukuran kecil yang terbuat dari kayu dan fiber glass,” jabar Rosihan.
Karena itu, KUPP Babang mengusulkan perubahan trayek R-65 dengan kapal utama KM Sabuk Nusantara 40 Pangkalan Babang untuk mengisi kekosongan layanan transportasi laut daerah terisolir.
“Juga masyarakat pesisir yang terdampak atas kecelakaan dua kapal pelra yang melayani selama ini,” tutur Rosihan.
Adapun peta trayek yang diusulkan direvisi terdiri atas dua rute, yakni Rute A dan Rute B.
Rute A:
Babang – Bibinoi – Tomara – Pigaraja – Pasipalele – Dowora – Gane Dalam – Sekli/Kurunga (PP)
Rute B:
Babang – Saketa – Dolik – Samo – Lifofa – Maidi – Makean – Moti – Gita – Ternate (PP)
Tinggalkan Balasan