“Perlu langkah-langkah yang diambil oleh pihak terkait di Kota Ternate dan umumnya di Maluku Utara untuk mencegah penularan PMK melalui pengetatan pintu-pintu masuk. Untuk dampak dari penyakit ini ke ternak sapi akan terjadi lesi (kerusakan) atau luka pada mulut dan kuku ternak,” tuturnya, Selasa (5/7).
Selain itu, kata Ade, ada permasalahan peternakan di daerah ini baik ternak besar maupun ternak kecil.
“Seperti ketersediaan bibit, penyakit, luasan lahan penggembalaan bagi ternak besar, pakan saat musim kemarau, keamanan ternak serta sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan produktivitas ternak dengan memperhatikan permasalahan tersebut baik oleh instansi terkait maupun oleh peternak sendiri,” jelasnya.
Persoalan pengembangan ternak, sambungnya, juga harus dipikirkan akademisi. Ini dalam rangka asistensi maupun pengembangan dan riset di bidang peternakan.
“Animo masyarakat untuk berusaha di bidang peternakan juga besar namun karena terkendala dengan permasalahan tersebut membuat peternak tidak optimal dalam berusaha mengembangkan ternaknya,” tandas Ade.
Tinggalkan Balasan