Sementara itu di kawasan Asia, Tiongkok sejak 200 tahun Sebelum Masehi juga diketahui telah mengimpor cengkeh dari Maluku.

Rentang waktu ribuan tahun itu tentu menghambat dalam pelacakan rute kelana rempah raja Nusantara hingga sampai di belahan dunia lain.

Jack Turner (2005) menyatakan bahwa untuk beberapa abad lamanya, asal muasal rempah dan wewangian Nusantara adalah misteri bagi masyarakat dunia.

Para pedagang Arab dan Tiongkok selama berabad-abad sengaja merahasiakan keberadaannya hingga maskapai dagang Eropa berhasil membuka tabir misteri rempah Nusantara pada abad ke-16 Masehi.

Meski tidak sehebat masa lalu, hingga hari ini perkebunan cengkeh terus dikembangkan di Kepulauan Maluku.

Perubahan iklim global dan kondisi alam Indonesia yang terus berubah secara dinamis menjadi tantangan tersendiri dalam usaha pelestarian dan pengembangan tanaman rempah.

Kesadaran mengulik jati diri rempah adalah upaya untuk mengumpulkan kembali Indonesia secara utuh. Indonesia yang bergerak dinamis menuju masa depan menempati ruang sejarah dunia yang lebih gemilang.