Ketiga, inovasi yang hebat terjadi karena kuatnya future practice. Kekuatan future practice adalah kreativitas dan imajinasi sehingga menemukan sesuatu yang diluar bayangan orang lain dan memiliki nilai manfaat yang tinggi.

Keempat, inovasi yang hebat terwujud melalui kolaborasi. Kompleksitas masalah diselesaikan dengan kerjasama. Kunci kolaborasi adalah trust, dan kunci trust adalah integritas. Jadi, integritas adalah fondasi lompatan inovasi.

Dan kelima, inovasi yang hebat didasari motivasi kuat untuk terus memberikan solusi. Artinya, ingin selalu memberi manfaat untuk perubahan.
Aktif bersentuhan dengan realitas membawa kita makin memahami kompleksitas masalah dan tentunya problem solving. Namun semua itu
harus didasari kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial. Artinya inovasi yang hebat adalah juga tentang hati.

Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang juga Gubernur DKI saat ini, menyatakan pendidikan karakter merupakan kebiasaan, karena pendidikan karakter bukan sekadar ilmu pengetahuan. Pendidikan karakter tidak bisa hanya diajarkan di ruang kelas, namun juga di ruang kehidupan.

Karena itu pendidikan abad 21 meliputi:

Pertama : Pendidikan karakter atau akhlak, ada dua yaitu : (1) Karakter Moral, meliputi iman, taqwa, jujur, rendah hati dan; (2) Karakter Kinerja, seperti kerja keras, tangguh, semangat berkarya, ulet, tangguh, tuntas. Karena itu karakter moral dan kinerja harus bisa diselaraskan dan seimbang. Karakter kinerja seperti kerja keras, disiplin, kerja tuntas, tak mudah menyerah, bukan hanya jujur, sopan, atau hormat ke orang tua, tidak ada orang tua yang ingin anaknya jujur, tapi malas atau bekerja keras tapi culas.

Kedua : Peningkatan kompetensi, yang meliputi, (1) Berpikir Kritis); (2) Kreatif (3) Komunikatif (4) Kolaboratif.

Ketiga : Menumbuhkembangkan spirit literasi. Keterbukaan wawasan dengan literasi baca dan menulis, dengan meningkatkan daya baca dan daya menulis.

“Daya inilah yang mesti didorong agar lebih masif. Jangan sampai kita lebih senang membaca media sosial ketimbang membaca buku-buku atau bacaan yang berkualitas. Harapan ini tentu bisa menjadi agregasi kita untuk melahirkan generasi bangsa, yang bukan saja yang bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain,” tandas Jusuf.

Sebelum mengakhiri orasinya, Jusuf mengutip ungkapan Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris yang menyatakan keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa harus kehilangan semangat.