Pada kesempatan yang sama, Pembina Jaringan Komunitas Ternate (JARKOT) Rizal Marsaoly yang juga Kepala Bappelitbangda Kota Ternate menyampaikan bahwa kehadiran ‘Tara No Ate’ memberi khazanah pengetahuan tentang Ternate kepada pembaca.
Katanya, teman-teman di Jalamalut tidak sekadar menampilkan sebuah majalah. Lebih dari itu, membuat edukasi-literasi pariwisata.
“Ini juga memperkuat Pemerintah Kota Ternate terkait city branding khususnya Ternate Kota Rempah,” ujarnya.
Majalah ‘Tara No Ate’, kata Rizal, akan didistribusi ke berbagai kalangan, bahkan juga akan diberikan kepada industri penerbangan dan perhotelan sehingga di pesawat maupun hotel orang dapat membaca majalah dimaksud.
Sementara itu, Pendiri Media Komunitas Jalamalut Faris Bobero menjelaskan bahwa ‘Tara No Ate’ bisa dikata menjadi panduan wisata bagi para pemula, mereka yang ingin menikmati Ternate, karena majalah ini berisi ulasan menjelajahi aneka sudut keindahan kota yang ada di Ternate tanpa kehilangan narasi sejarahnya.
“Semoga niat dan usaha menghadirkan majalah ini dapat bermanfaat dan diterima masyarakat untuk Kota Ternate tercinta ini khususnya dan untuk Indonesia pada umumnya,” imbuhnya.
Faris bahkan meminta teman-teman seperjuangannya di jalamalut untuk naik ke panggung. Mereka adalah para pegiat dan penulis di dalam majalah tersebut, yakni Rajif Duchlun, dr. Fatir M. Natsir, Rizal Syam, Rian Hidayat Husni, Gustam Jambu, Irfan Mahardhika, Layang Sutanto, dan penulis tamu Irfan Ahmad juga Herman Oesman, sebagai editor tamu.
“Selain itu, saya turut berterima kasih kepada teman-teman di belakang layar yang tanpa mereka acara ini tidak berjalan. Mereka adalah teman-teman di JARKOT, yang rela hujan-hujanan untuk acara malam ini,” ucap Faris, yang juga Ketua Bidang 8 Gekrafs Maluku Utara, penuh haru.
Tinggalkan Balasan