Tandaseru — Badan Geologi mengungkapkan ada sembilan gunung api di Indonesia yang berpotensi menimbulkan tsunami jika terjadi erupsi. Salah satunya adalah Gunung Anak Krakatau.
“Erupsi gunung api selain menimbulkan bahaya primer jatuhan piroklastik juga disertai bahaya ikutan yang mungkin timbul, seperti terjadinya tsunami,” ungkap Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, Rabu (9/2).
“Saat ini terdapat sembilan gunung api yang berpotensi menimbulkan tsunami jika terjadi erupsi salah satunya anak Gunung Krakatau,” sambungnya.
Kesembilan gunung api tersebut adalah:
1. Gunung Anak Krakatau (Selat Sunda)
2. Gunung Tambora (Nusa Tenggara Barat)
3. Gunung Iliwerung (Nusa Tenggara Timur)
4. Gunung Rokatenda (Nusa Tenggara Timur)
5. Gunung Ruang (Sulawesi Utara)
6. Gunung Awu (Sulawesi Utara)
7. Gunung Gamkonora (Maluku Utara)
8. Gunung Teon (Maluku)
9. Gunung Gamalama (Maluku Utara)
“Sejarah mencatat bahwa korelasi erupsi gunung api dengan terjadinya tsunami ini dimana terjadi kejadian yang paling baru ini adalah erupsi gunung Anak Krakatau yaitu pada tahun 2018,” jelas Eko.
Erupsi disusul terjadi tsunami ini juga terjadi di Gunung Anak Krakatau (1883), Gunung Tambora (1815), Gunung Iliwerung (1973, 1979, 1983), Gunung Gamkonora (1673), Gunung Ruang (1871), dan Gunung Rokatenda (1928).
Badan Geologi juga mencatat tingkat aktivitas gunung api terkini. Berikut ini catatannya:
-Level IV (awas)
Tidak ada
-Level III (siaga)
4 gunung api = Sinabung (Sumatera Utara), Merapi (DIY dan Jawa Tengah), Semeru (Jawa Timur), Ili Lewotolok (NTT).
-Level II (waspada)
18 gunung api = Dempo, Awu, Kerinci, Marapi, Anak Krakatau, Bromo, Rinjani, Sangeangapi, Ili Werung, Sirung, Soputan, Lokon, Karangetang, Gamalama, Gamkonora, Ibu, Dukono, dan Banda
-Level I (normal)
47 gunung api.
Tinggalkan Balasan