Produk yang dikirim ke luar negeri, sambung Shinta, bisa mentah bisa juga produk jadi.
“Namun produk jadi nilai jualnya lebih besar ketimbang produk mentah, karena produk jadi dapat menarik banyak investasi. Karena kita punya produk yang siap diekspor dari daerah kita sendiri,” tandasnya.
Sementara, Ketua Apindo Maluku Utara, Gazali Abd Muthalib, mengatakan berdasarkan hasil pelatihan yang difasilitasi Bea Cukai Ternate, banyak potensi Maluku Utara yang siap diekspor keluar.
“Dengan adanya pelatihan ini kita berharap tidak lama lagi ada yang bisa lakukan ekspor,” ucapnya.
Dari sisi kualitas, kata Gazali, pengusaha di Ternate sudah siap melakukan ekspor barang keluar.
“Namun selama ini pengusaha kita belum terlalu mengerti. Setahu mereka bahwa ekspor ini berbelit-belit. Di sisi lain soal administrasi mereka belum paham, sehingga dalam pelatihan ini banyak yang tertarik mengekspor produknya keluar ketimbang harus jual di daerah lain,” paparnya.
Ia mengaku, ada beberapa UKM yang sudah siap ekspor dalam waktu dekat di antaranya kelapa putih dari Bacan, gatang kenari dari Obi Selatan dan kopi rempah dari Ternate.
“Dalam waktu dekat sudah ada produk pertanian dan perikanan yang bakal diekspor, seperti kelapa putih, gatang kenari dan kopi rempah,”tandasnya.
Tinggalkan Balasan