Dengan ketersediaan armada roda tiga yang cukup, maka akan mendukung konsep penanganan sampah melalui trans depo. Armada roda tiga nantinya akan didistribusikan ke masing-masing kelurahan.

Di samping itu, juga akan segera dibangun trans depo di masing-masing kecamatan. Targetnya, satu kecamatan akan dibangun 2 trans depo. Penanganan sampah melalui trans depo ini nantinya akan disosialisasikan jika armada sudah tersedia dengan melibatkan seluruh stakeholders. Sebab untuk mengoptimalkan konsep ini harus dimulai dengan sosialisasi.

“Sampah ini adalah tanggung jawab kita secara bersama. Jadi kami butuh dukungan dari semua pihak baik warga masyarakat maupun pemerintah. Mari kita sama-sama berkolaborasi untuk menangani sampah, dan saya yakin kita bisa,” tutur Rizal.

Rizal mengatakan, skema penanganan sampah di tahun 2022 sudah disiapkan. Ditargetkan, satu kendaraan roda tiga akan melayani 4 RT dengan dibuat per shift. Mekanismenya adalah kendaraan roda tiga akan memungut sampah di tiap-tiap RT untuk dibawa ke trans depo. Selanjutnya, mobil sampah dari DLH datang mengangkut dan membawa sampah ke Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Buku Deru-deru di Takome.

“Jadi ranahnya DLH nanti hanya dari trans depo ke TPA. Mobil truk sampah nanti tidak perlu lagi masuk ke kelurahan-kelurahan. Dia cukup ke trans depo dan angkut sampah bawa ke TPA,” terangnya.

Kata Rizal, konsep itu akan dilakukan persiapan melalui rapat koordinasi dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, seperti kelurahan, kecamatan, dan DLH. Rakor ini bertujuan untuk mematangkan konsep.

“Kemudian untuk TPS-TPS yang sejauh ini fungsinya kurang maksimal akan dihilangkan. Seperti di depan Sahid Bela Hotel dan beberapa titik lainnya. Itu baru akan dihilangkan jika pelayanan melalui trans depo sudah dioptimalkan,” tandas Rizal.